Menurut Fadli, sejak ia SMP sudah minta izin untuk ikutan balap motor ke orang tua.
"Tapi gimana ya, orang tua zaman tahun 1999-2000 itu masih tabu lah sama yang namanya balap motor," ungkap Fadli.
Meski lahir dari keluarga yang dekat dengan dunia otomotif, namun enggak ada satupun di keluarganya yang menjadi pembalap.
Tambah lagi, Fadli yang menghabiskan masa kecilnya di Cibinong dan dekat dengan Sirkuit Sentul malah tidak pernah menonton event balapan langsung.
"Saya malah nontonnya GP di TV, enggak pernah nonton event lokal," akunya.
(BACA JUGA: Rekannya Dihujani Kritikan, Valentino Rossi Tetap Bela Maverick Vinales)
Namun langkahnya semakin mendekati dunia balap ketika mengetahui ada bengkel yang suka ikutan balapan Kejurda DKI di Kemayoran.
"Niat saya makin bulat buat balapan meski orang tua masih menentang, katanya lebih baik saya sekolah yang benar, biar jadi insinyur, pokoknya sekolah yang tinggi," ujarnya.
Fadli mengaku waktu lama membujuk orang tuanya agar memberikan izin balapan.
"Akhirnya terbujuk juga, apalagi saat tahu saya senang ngebut di jalanan, tambah pernah ikutan balap liar," kekehnya.
Apalagi Fadli juga ikutan komunitas Vespa yang bermarkas di daerah Cijantung dan kebetulan punya tim balap juga.
"Saya ditawarin, mau enggak nih ikut balapan? Jelas mau banget, tapi buat ikutan, Kartu Izin Start (KIS) itu harus ditandatangani orang tua," ujar Fadli.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR