Oh iya, yang perlu diketahui terlebih dulu, jenis sokbreker standar pada mobil-mobil yang dipasarkan di Tanah Air itu ada yang single action dan ada pula double action.
“Yang dimaksud sok single action, kerjanya cuma satu arah saja. Yaitu saat kompresi saja atau rebound saja,” terang Pak Abi.
Sementara yang double action, bekerja dua-duanya (kompresi dan rebound). Jenis ini lah yang banyak digunakan di mobil-mobil keluaran sekarang.
“Baik sok single action maupun double action, bila kinerjanya mulai aus atau lemah, efeknya hampir mirip. Kemampuan meredam guncangan jadi berkurang,” jelasnya.
(BACA JUGA: Konsultasi Otomotif: Bantingan Avanza Kayak Dikocok)
Ciri-ciri yang bisa dirasakan, terutama untuk sok depan, salah satunya ketika melakukan pengereman, bagian depan mobil akan terasa amblas atau turun terlalu banyak dari biasanya.
“Sebaliknya ketika mobil sudah berhenti, bagian depannya akan cepat mengayun ke atas,” papar pria yang pernah bekerja di bagian technical service PT Toyota Astra Motor (TAM) ini.
Itu karena kemampuan meredam kompresi dan rebound-nya sudah berkurang.
Nah, jika sobat ingin memastikannya lagi, kondisi mobil diparkir, coba goyangkan atau ayunkan bagian depan mobil dengan cara ditekan ke bawah, lalu dilepas.
Jika bagian depan mobil mudah amblas, lalu saat tekanannya kita lepas menyayun ke atasnya cepat, bisa dipastikan sokbrekernya sudah lemah.
(BACA JUGA: Deteksi Gejala Ball Joint Bermasalah)
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR