Otomotifnet.com - Sosok sedan tua Fiat ini tampak begitu lincah beraksi di trek rally di kawasan Gading Serpong, BSD beberapa waktu lalu.
Performa dan kelincahan Fiat 131 ini seperti tidak ingat umur, padahal mobil ini termasuk ‘tuwir’ alias tua, keluaran tahun 1970-an.
Dari penampilan luarnya saja, Fiat ini sudah tampak ‘nakal’ dengan terinspirasi dari livery legendaris Fiat 131 Abarth yang tersohor tahun 70-an.
(BACA JUGA:Duh, Ratusan Maserati Baru Dan Fiat 500L Buat Ekspor Hangus Di Pelabuhan )
Ya, pereli Markku Allen, yang pertama kali mempopulerkan livery Alitalia ini pada Fiat 131 Abarth Rallye.
Adalah Edwin Djaja dan Gulam, pasangan driver dan navigatornya yang berada di dalam ‘kokpitnya.
“Mobil ini sudah kami siapkan cukup lama, develop-nya sampai dua tahun lebih,” buka Gulam, yang kebagian urusan membangun mobil rally ini.
Lantaran mobil ini termasuk spesies yang jarang dipakai rally di Indonesia.
“Perlu waktu untuk mengeksplorasi dari berbagai sisi, termasuk trial dan error yang berkali-kali,” kekeh Gulam.
Prestasi membanggakan pun ditorehkan saat Kejurnas Sprint Rally putaran ketiga di sirkuit Paramount, Gading Serpong, BSD beberapa waktu lalu. Fiat ini sukses meraih juara pertama di kelas R3.
Wihhh.. congratz ya!
(BACA JUGA:Jeep Cherokee XJ Limited Country, Diajak Ke Mall Oke, Lumpuran Juga Ayo )
Penasaran kan dengan apa yang ada di balik kap mesin Fiat ini?
Mari kita bedah lebih dalam.
BODI
“Awal dapat mobil ini, kondisinya sudah dimodifikasi jadi dua pintu,” buka Gulam.
Namun karena kondisi bodi yang tidak terlalu baik, maka beberapa panel dicetak ulang dengan fiberglass.
“Yang dipertahankan hanya pintu, atap serta pilar A, B dan C,” katanya lagi.
(BACA JUGA:Raffi Ahmad Jajal Ferrari Jawara Mobile Legends, Ngaku Gak Sanggup Beli )
MESIN
Ini yang unik. Mesin standar Fiat 131 tak dipakai, gantinya pakai dapur pacu Honda S2000 berkode F20C berkapasitas 2.000 cc yang tenaganya sekitar 250 dk,
"Pertimbangannya karena mesin gerak roda belakang (RWD), dan galak di putaran atas," jelas Gulam lagi.
Transmisi awalnya diset pakai bawaan Honda S2000, namun lantaran ingin lebih puas lagi, digantilah dengan transmisi 6-speed sequential gearbox dari Quaife.
Dipilih lantaran produk ini khusus dibuat untuk S2000.
Sehingga tinggal plug and play saja tanpa ubahan.
Kalau untuk putaran atas, beberapa komponen seperti per klep, kem dan sproket digantikan merek Toda, sedangkan untuk mengisi putaran bawah hingga menengah dicangkokkan supercharged bikinan HKS Jepang.
ECU bawaan mobil tidak dipakai, lantaran menggunakan ECU stand alone dari Haltech.
Sedangkan sistem pendinginan mesin dipakaikan radiator 4 ply yang ukurannya besar dan biasa dipakai untuk Toyota Supra.
(BACA JUGA: Mobil Baru 2016: Garansindo Jadikan Fiat dan Wrangler Jadi Gacoan )
KAKI-KAKI
Sasis bagian depan dipotong kemudian dibentuk konstruksi baru.
“Sempat coba kaki-kaki sistem double wishbone, tapi kurang agresif untuk dipakai reli,” kata pria berkacamata ini.
Akhirnya diputuskan untuk mengembalikan kaki-kaki ke konstruksi McPherson strut.
“Untuk arm dan knuckle dipakai punya Lancer GTI, lalu direinforced lagi,” terangnya.
Selain dirasa cukup tangguh, komponen Lancer GTI masih cukup banyak ketersediaannya di pasar.
“Gardan pakai Toyota Prado, limited slip-nya dari Cusco. Pertimbangan pakai gardan Toyota Prado, karena as roda lebih besar, rasio final gearnya lebih variatif,” jelas Gulam lagi.
Untuk peranti deselerasi, dipakaikan paket kaliper dan piringan rem dari Willwood.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR