Jarak antara dek dan jok cukup tinggi, jadi kaki cukup rileks karena tak terlalu menekuk.
Didukung juga legshield yang ramping, jadi lutut tidak mudah membentur.
Hanya saja deknya tak sepenuhnya rata karena ada tangki bensin di tengahnya, tapi bagi ukuran sepatu 42 kaki masih leluasa maju dan mundur.
Meski beraliran sporty, ternyata posisi berkendaranya masih terbilang nyaman. Karena setangnya tidak terlalu rendah jadi badan bisa tegak.
Juga ditunjang sudut setang yang lebar alias tidak terlalu menekuk ke dalam.
Geser ke bagian kaki-kaki, peleknya lebar banget khas skutik Eropa.
Menggunakan ring 13 inci lebarnya depan 3.00x13 dan 3.50x13 belakang.
Keduanya dibekali lebar ban serupa yaitu 130/60-13 dari CST.
Jika bicara handling, selain dipengaruhi racikan sasis dan berat kosong 113 kg, tentu juga efek ban berprofil tipis hanya /60 juga.
Bentuk ban jadi agak mengotak, memberikan kestabilan saat berkendara lurus dan pengereman, karena kontak ban dengan jalan lebih lebar.
Tapi ketika diajak cornering rasanya grip ban kurang baik dan sedikit melawan saat diajak belok.
Untungnya karakter suspensi depan yang menggunakan teleskopik berdiameter as 32 mm dan belakang single shock absorber kombinasi spring dengan hydraulic-damped pada tabung mungilnya terbilang mantap.
Stabil saat melahap tikungan, terasa ‘anteng’ dan nurut ketika diajak berbelok.
Tapi untuk pengendara berbobot 57 kg, bantingan suspensi depannya terasa cukup keras, terutama saat melewati speed trap atau melahap jalan beton yang tidak rata.
Kerasnya bantingan ini sepertinya juga pengaruh dari dinding ban berprofil tipis.
Kalau suspensi belakangnya pas, terasa nyaman karena redamannya lembut tidak membuat motor limbung. Untuk berboncengan pun tidak bottoming.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR