Otomotitfnet.com - Dalam dunia kompetisi speed off-road, sosok H. Dirman memang cukup harum namanya.
Adik kandung dari pemilik tim besar Jhonlin Racing Team (JRT) ini, biasa membesut mobil tulang alias tubular custom bermesin bengis dan berkaki canggih.
Dengan moto ‘No Practice, No Sleep, No Problem’, memang H. Dirman melakukan kegiatan balapnya tanpa beban.
“Saya di balap off-road hanya menyalurkan hobi, yang penting bisa bahagia,” ucap H. Dirman saat berjumpa di paddock.
Makanya, prestasi bukan target utamanya.
Walau kenyataannya tetap saja pria ramah ini kerap naik ke atas podium.
Tak heran bila timnya di ajang adventure off-road pun diberi nama HSH (Hanya Sekedar Hobi).
O iya, kecintaannya pada balap off-road tak hanya di ajang speed off-road saja.
Kompetisi adventure off-road pun kerap digeluti pria ini.
Bahkan, beberapa tahun terakhir ini ia rajin ikut ekspedisi off-road yang memakan waktu berhari-hari.
Karena terbiasa membesut mobil berbasis mesin V8 dengan format kaki-kaki IFS (Independent Front Suspension), Dirman membulatkan niatnya untuk pakai kendaraan dengan format sejenis.
Beruntung untuk mewujudkan tunggangan yang diinginkan, disanggupi oleh bengkel Dunan Custom 4x4 asal Tasikmalaya, Jawa Barat.
“H. Dirman memang sudah terbiasa dengan tunggangan bermesin bengis dengan kaki-kaki canggih"
"Saat itu, saya diminta mewujudkan tunggangan sejenis namun untuk kebutuhan adventure off-road,” ucap Henry Dunan, sang punggawa workshop.
Kebetulan sejak beberapa tahun silam, Henry sudah mengerjakan pilot project kendaraan kompetisi adventure off-road pada tunggangannya sendiri.
Setelah trail and error dilalui oleh Henry dan teruji di lapangan, Dirman pun memutuskan untuk memesan tunggangan serupa lewat Henry.
Demi menyalurkan hobi yang tidak bisa dibendung.
Henry pun mewujudkan tunggangan Dirman dengan konsep yang mirip tunggangan speed off-road.
Namun, dengan dimensi dan mesin lebih kecil agar tetap lincah juga mudah untuk recovery.
Berikut ubahannya Rindra / OTOMOTIF
MESIN & TRANSMISI
Berbeda dengan tunggangan yang biasa dipakai di speed off-road, di mana mesin V8 dari keluarga GM, LS, jadi andalan.
Namun agar tidak over power dan tunggangan tetap bisa ‘dipegang’ saat bertarung di trek off-road.
Mesin dengan konfigurasi V8 tetap digunakan, namun kali ini datang dari keluarga Toyota, yaitu mesin berkode 3UZ-FE.
Mesin 4.300 cc ini menghasilkan tenaga dalam kondisi standar sebesar 300 dk dengan torsi 441 Nm.
Berhubung bobot mobil ringan, tenaga mesin tak banyak didongkrak.
Hanya saja sistem komputer mesin sudah diganti menggunakan Haltec Elite 2500.
Selain bisa mengoptimalkan tenaga mesin, ECU jenis Elite ini dirancang tahan air, cocok buat tunggangan off-road.
Posisi mesin pun diletakan di bagian belakang mobil, demi mengincar distribusi bobot yang imbang.
Dengan begini, Dirman bisa puas pijak pedal gas melibas handicap yang bikin tunggangannya ini terbang dari tanah.
Karena mesin 3UZ-FE posisinya di pindah ke belakang, harus ada beberapa penyesuaian pada transmisi.
Agar putaran mesin tetap normal, dibuatkan transfercase custom menggunakan mesin CNC. Dibuat khusus oleh workshop HSH di Batulicin, Kalimantan Selatan.
Sedangkan transmisi otomatisnya dipercayakan pada TH-400.
KAKI-KAKI
Untuk sektor kaki-kaki bagian depan, fully custom hasil buah tangan workshop Dunan Custom 4x4 Tasikmalaya.
Menggunakan format IFS, dengan konstruksi double A arm.
Titik dudukan arm atas dan bawah dibuat berbeda, arm bagian bawah dibuat lebih mundur kebelakang sedangkan atas maju ke depan.
Menurut Dunan, konstruksi ini paling kuat untuk menerima impact saat melibas handicap.
Supaya arm IFS-nya kokoh, bahan yang digunakan adalah pipa seamless.
Sedangkan steering knuckle juga custom menyesuaikan gerak double A arm, agar handling mobil tetap mantap.
Bonggol gardan mengambil milik Toyota Land Cruiser serie 80, yang diambil bagian bonggol saja. As roda pun dipilih produk ProRock Engineering agar kuat menahan beban.
Sama seperti depan, gardan belakang juga mengadopsi milik Land Cruiser serie 80.
Namun selongsong gardan sudah banyak ubahan, karena reinforcement pada gardan yang cukup banyak.
As roda pun sudah pakai heavy duty dengan bahan chromoly.
Lalu agar suspensi meredam baik saat melesat di atas trek off-road, shockbreaker pakai coil over keluaran King.
Ukuran bagian depan menggunakan panjang 10 inci, belakang 12 inci.
Titik shockbreaker diletakkan di tengah batang arm, agar geometry suspensi punya travel yang panjang.
STEERING
Karena mengincar travel suspensi panjang, dudukan arm depan kiri dan kanan hampir berdekatan.
Hal ini berimbas pada ruang sistem setir, sudah tidak bisa lagi pakai sistem setir biasa seperti steering rack & pinion atau steering house.
Sistem steering pun harus mengaplikasikan produk aftermarket, yang khusus untuk kaki IFS dan dirancang buat kompetisi.
Yaitu lansiran ProAm Racing Product, yang memiliki badan steering rack jauh lebih kecil. Dimensi steering rack ini hanya selebar bonggol gardan VX80.
DATA MODIFIKASI
Mesin & Transmisi :
Toyota 3UZ-FE, ECU Haltec Elite 2500, transmisi TH-400, transfercase Custom, gardan Toyota VX80 custom (depan) dan Toyota VX80 ori (belakang), as roda ProRock Engineering
Kaki-kaki & Suspensi :
Suspensi depan custom IFS double a-arm by Dunan Custom 4x4, suspensi belakang custom 4 Link-Arm by Dunan Custom 4x4, shockbreaker King coil over shock 10” (depan) & 12” (belakang), pelek beadlock custom, ban Simex Extreme Trekker 35”
Kelengkapan :
Jok bucket Mastercraft Nomad, safety belt G-Forced Racing Gear Pro Series, winch Custom PTO
Bengkel : Dunan Custom 4x4 Tasikmalaya, Jawa Barat
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR