Otomotifnet.com - Honda BeAT eSP sejatinya sebuah skutik untuk berkomuter sehari-hari.
Dibekali mesin 108,2 cc dan harus diterima para pembelinya.
Tapi ternyata ada juga pemakai yang kurang puas, Pribadi Satrio.
“Pingin tambah tenaganya. Tapi bukan buat racing, buat harian aja, juga biar enak buat jarak jauh dan nyalip-nyalip,” bukanya.
Merealisasikannya, skutik sejuta umat ini diserahkan ke Sportisi Motorsport (SM) yang berada di Jl. Tenggiri No.4A Rawamangun, Jaktim.
Bermodalkan dana Rp 4,5 jutaan (belum dengan piggyback), apa saja yang digarap dan bagaimana hasilnya?
Langkah awal meningkatkan tenaga motor lansiran 2018 ini dengan membesarkan ruang bakar, yang awalnya memakai piston 50 mm menjadi 55,5 mm.
Kapasitas mesin naik jadi 133,2 cc.
“Pakai piston Moto1 yang dibuat jenong 1,5 mm, jadi perlu ubah kubah kepala silinder. Perbandingan kompresinya 12:1, jadi ACG starter masih kuat,” ujar Imam Gunawan mekanik SM.
STROKE
Ternyata bore up saja tidak cukup, jadi tambah stroke up menggunakan pin stroker 2 mm dari LHK.
“Total naik-turun 4 mm. Cuma tambah paking blok bawah aja 1 mm, sisanya seperti keteng dan tensioner masih standar,” tambah Imam panggilannya.
Berarti dengan piston 55,5 mm dikombinasi langkah yang jadi 59,1 mm, kapasitas skutik mungil ini menjadi 142,9 cc. Ganassss…
PIGGYBACK & INJECTOR
Karena kapasitas mesin sudah meningkat drastis, asupan bahan bakar juga harus diatur ulang, supaya tidak kekurangan bensin.
Karenanya BeAT ini menggunakan piggyback dari Dynojet.
“Pakai tipe Power Commander FC, ini bawahnya Power Commander V"
"Bedanya gak bisa pakai auto tune, selebihnya sama aja. AFR dibuat 12:1, skutik gak bisa dibuat kering karena suhu mesinnya beda,” tunjuk Imam.
Injector juga diganti, comot kepunyaan Honda Sonic 150R yang punya 8 lubang, bawaan BeAT cuma 6.
“Karena pakai injector bawaan motor masih kekeringan walaupun sudah dibantu piggyback,” sambung pria asli Lampung ini.
Buka tutup klep juga dibuat ulang agar karakter tenaga terbentuk.
“Noken as standar langsung di-custom. Overlapping 2,5 mm dan lift 8 mm sama untuk in-ex. Karakternya dibuat lebih mengisi mulai rpm bawah sampai atas,” rinci Imam.
VARIATOR
Area CVT juga kena sentuh, fokusnya ada pada bagian variator atau rumah roller yang di-custom dari bawaan BeAT.
“Kemiringannya dibuat 14° dari aslinya 15°. Ini bikin top speed naik, tapi akselerasi juga lebih cepat. Roller pakai 12 gram,” urainya.
HASIL
Untuk mengetahui hasilnya, BeAT dinaikkan ke mesin dyno Dynojet 250i.
Dalam kondisi standar menghasilkan tenaga maksimum 7,00 dk di 7.290 rpm dan torsi 7,85 Nm di 5.490 rpm.
Setelah di-upgrade melonjak jadi 12,26 dk di 7.960 rpm dan torsi 11,92 Nm pada 7.870 rpm.
Karakter kurva pun berubah total, tidak lagi melambung tapi langsung meluncur dari rpm rendah hingga hampir menyentuh 9.000 rpm.
Dengan begitu ada kenaikan tenaga 5,26 dk atau 75,1% dan torsi 4,07 Nm atau 51,8%. Ganas! “Rasanya motor jadi enak banget, beda sama standarnya,” puas Rio yang tinggal di Kelapa Gading, Jakut.
Fariz / OTOMOTIF
Sportisi Motorsport: 0878-8914-2380
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR