Otomotifnet.com - Toyota Land Cruiser Pardo baru Bupati Pandeglang Irna Narulitas yang dikabarkan dibeli dengan harga Rp 1,9 miliar menjadi polemik.
Dibelinya mobil dinas baru ini, ramai karena dinilai terlalu mahal untuk ukuran Kabupaten Pandeglang yang saat ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 205 miliar pada 2018.
Bupati Irna yang menanggapi pembelian mobil tersebut menyebut bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk kebutuhan operasional.
"Saya sampaikan semua kebutuhan operasional, dari rakyat untuk rakyat, dari peraturan Permendagri juga ada diperbolehkan, bukan berarti karena kebutuhan saya, lalu saya menuntut, tidak," kata Irna, saat dihubungi (20/3/2019).
(Baca Juga : Avanza 'Berenang' di Sungai, Atap Jadi Alas, Pengemudi Sadar Sudah Terbalik)
Irna mengatakan, pembelian mobil tersebut terlalu dibesar-besarkan. Padahal, selama dua tahun menjabat sebagai Bupati Pandeglang, dirinya menggunakan mobil pribadi untuk kebutuhan operasional.
"Saya dua tahun menjabat bupati, baru tahun ketiga (beli), dua tahun saya tidak pakai mobil dinas, enggak masalah buat saya. Enggak perlu, karena saya bisa pakai mobil pribadi," ujar dia.
Bupati perempuan pertama di Pandeglang ini mengatakan, mobil dinas ini dibutuhkan bukan untuk keperluan dirinya turun ke lapangan saja, namun juga akan dipakai jika ada tamu penting lain saat datang ke Pandeglang.
Selama ini, kata dia, jika ada tamu yang berkunjung ke Pandeglang menggunakan mobil sewaan, seperti Alphard, di mana biaya perharinya mencapai Rp 1,5 juta rupiah, dan setelah dihitung lebih besar bujetnya.
(Baca Juga : Pengemis Bermobil Diamankan, Sebut Cuma Sewa, Bilang Bukan Juragan Angkot)
"Randis (kendaraan dinas) itu bukan sesuatu yang menyalahi aturan, tapi saya tidak mau membela diri, kalau rakyat tidak setuju, saya kembalikan, saya bisa pakai mobil pribadi, tapi jangan digoreng terus untuk hal-hal yang bisa membawa Pandeglang ini tidak kondusif," kata dia.
Namun, dirinya mengaku heran soal harga mobil dinas yang banyak disebut mencapai Rp 1,9 miliar. Padahal, sepengatahuan dirinya tidak sampai semahal itu.
"Saya enggak tahu (harga pastinya) yang saya tahu hanya Rp 1,3 (miliar), kok bisa segitu ya," ujar dia.
Jika mengutip dari laman Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tercantum pengadaan kendaraan dinas roda empat Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang dengan pagu Rp 1.968.751.000.
(Baca Juga : Truk Tronton Sosor Truk Engkel, Belum Berhenti Bikin Berantakan Warung)
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Pandeglang dari Fraksi Partai Gerindra, Rika Kartikasari mengaku heran terhadap pembelian mobil dinas bupati baru ini.
Padahal, pada 2017 lalu, kata dia, Bupati Pandeglang baru saja membeli mobil dinas berupa Toyota Vellfire.
"Kalau karena untuk alasan geografis, kenapa saat pembelian mobil sebelumnya harus Toyota Vellfire, bohong kalau Bupati baru tahu medan jalan di Pandeglang seperti apa, dia kan saat kampanye pasti blusukan, suaminya juga sebelumnya menjabat bupati dua periode," kata Rika, melalui sambungan telepon.
Rika memandang, pembelian mobil berharga fantastis tersebut tidak elok lantaran Pandeglang baru saja diguncang musibah tsunami pada Desember 2018.
(Baca Juga : Banjir Makin Dalem di Depan, Carry Lolos, Tapi Kijang Innova Ragu)
"Orang lain menyumbang untuk Pandeglang mulai dari baju hingga uang, tapi APBD Pandeglang serta merta beli mobil baru yang mahal," kata dia.
Namun, karena sudah terlanjur dibeli, Rika hanya bisa meminta kepada Bupati Irna untuk benar-benar mengoptimalkan mobil tersebut dipakainya untuk turun ke lapangan menyambangi masyarakat.
"Turun ke masyarakat dengan niat menganggarkan pembangunan di daerah, bukan hanya kampanye terselubung," pungkas dia.
Artikel serupa telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapan Bupati Pandeglang soal Mobil Dinas Rp 1,9 Miliar yang Jadi Polemik"
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR