Otomotifnet.com - Indonesia nyaris memproduksi mobil massal bikinan sendiri pada tahun 2000.
Adalah konglomerat Indonesia, Setiawan Djody yang berencana memproduksi mobil ini.
Pabriknya sudah masuk studi tahap akhir di Solo, Jateng.
"Tak usah disebutkan lokasinya, nanti harga tanahnya naik," elaknya sambil terbahak, dikutip OTOMOTIF, November 1995.
Soal engineering, desain dan proses pproduksi pakai Setdco Engineering.
"Teknologinya pakai Setdco Engineering," lanjut Djody.
Baca Juga: Lamborghini Dibuat Pamer, Selebgram Mendadak Ciut, Ditangkap Kasus Pencucian Uang
Jadi, menurutnya tak lagi tergantung pada Lamborghini.
Malah dipaparkan, pihaknya sudah bernegosiasi dengan Benetton dan Bugatti untuk mema-
kai lisensinya.
"Secara komersial dan teknis, kemungkinan besar saya pilih Benetton," ungkap Djody.
Pabrik tersebut bakal menyerap investasi sekitar 300 juta dolar AS.
Baca Juga: Lamborghini Gallardo Ludes Terbakar, Usai Servis Habis Rp 186 Juta!
Saat itu direncanakan paling lambat pada tahun 2000 sudah bisa berproduksi.
"Pada 2003 atau 2005, sudah punya second generation," lanjut Djody.
Penerusnya bahkan sudah diproyeksi kekinian, yakni mobil-mobil listrik.
Bila sukses, segera dikembangkan di Shanghai karena orientasi pasarnya cukup gede.
Model-model yang diproduksi nantinya mencerminkan perkawinan antara konvensional craftmanship dengan robotika.
Dilahirkan dari konsep lean production.
Itu sebabnya, lokasi pabrik dipilih Solo.
Klik juga: http://www.gridnetwork.id/
"Sumber daya manusianya untuk craftman bagus sekali," jawab Djody.
Bisa dipastikan, pabriknya ini akan menyedot ribuan pekerja termasuk ratusan insinyur.
Djody berniat melahirkan sedan empat penumpang 1.300 cc, dengan bermacam-macam versi.
Semisal station wagon, sport 2 pintu, hingga minivan berorientasi ekspor.
"Dan harus lulus emisi gas buang dari California," tandas Djody yang saat itu belum menyiapkan nama-nama mobilnya.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR