Dyah mengaku perubahan ini cukup menantang karena kondisi geografis Garut bagian tengah tersebut.
“Memang di situ lokasinya agak berlembah, bergunung, jadi kita sedang kaji lagi. Nanti kami akan ajukan lagi ke PUPR,” tuturnya.
Menurut Dyah, dengan mengambil rute ke kawasan Tarogong, maka tol tersebut nantinya akan langsung melewati pusat perkotaan Garut.
Meski dari segi kondisi geografis berat, termasuk menambah panjang ruas tol, pihaknya memastikan rute baru ini akan serius dikaji.
(Baca Juga: Waspadalah, Bikers Yang Mau Ke Kamojang Dari Garut, Ada Penampakan Macan Kumbang)
“Mungkin alternatifnya kalau tidak memungkinkan ke sana, nanti ada akses jalan," jelasnya.
"Tapi kita akan kaji lagi lah. Kita lagi review untuk mengakomodasi keinginan pemerintah pusat dan daerah,” katanya.
Dyah memprediksi dengan adanya perubahan ini, tender tol sepanjang 184 kilometer tersebut kemungkinan baru bisa digelar akhir 2019.
Sementara fisik baru bisa digelar pada pertengahan 2020.
“Kami pemrakarsa biasanya dapat right to match nanti, dari situ baru proses. Ya Insya Allah pertengahan 2020 lah," katanya.
"Panjang tolnya bertambah, tapi masih tetap ke Cilacap. Tunggu kajian dulu, kalau disetujui PU dan lain-lain kita ajukan lagi penetapan lokasinya,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Jalan Tol Bandung-Tasikmalaya-Cilacap Dikaji Ulang, Kemen PUPR Ingin Lewati Garut Kota
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR