Otomotifnet.com - Sokbreker rekondisi yang sudah pernah dibongkar dan diganti beberapa komponen di dalamnya wajib diwaspadai.
Meski diyakini performanya hampir sama dengan lansiran pabrik, tentu saja ada risiko dalam pemakaiannya.
Salah satunya adalah berbedanya bounce rate antara sokbreker kiri dan kanan karena tekanan dan volume oli atau gas yang berbeda.
Ada beberapa ciri-ciri dari sokbreker rekondisi yang dapat dilihat agar calon pembeli tidak salah membeli sokbreker dengan kondisi yang ditutup-tutupi oleh penjualnya.
(Baca Juga: Innova Reborn Punya Meja Lipat Keren, Copotannya Bisa Dipasang di Voxy dan Ertiga, Kabin Jadi Mewah)
"Sebenarnya sokbreker rekondisi kalau dikerjakan dengan baik kan tidak apa-apa, yang salah kalau ada yang menjual sokbreker tersebut tapi dibilang baru," ujar Dayat, teknisi Lili Motor, Sentra Onderdil BSD, Tangerang Selatan.
Dayat mengungkapkan bahwa hal pertama yang harus dilihat adalah drat dan lubang pada as sokbreker.
"Dilihat apakah dratnya masih bagus, kalau usianya sudah lama pasti dratnya sudah mulai aus. Lubang baut atasnya juga dilihat, kalau sudah pernah dibuka pasti ada bekasnya," terangnya.
Jika penjual mengaku bahwa sokbreker tersebut baru, perhatikan cat pada bodi sokbreker.
(Baca Juga: Wuling Cortez Head Unit Jadi Android, Bisa Kena Diskon, Ini Syaratnya!)
"Dilihat bodinya ada bekas baret pemakaian atau tidak. Dicium catnya masih terasa baru atau tidak. Biasanya sokbreker ada nomor parts atau serinya, kalau dicat ulang ketutup dia," tutup Dayat.
Agar calon pembeli tak tertipu oleh pedagang nakal, jangan lupa cek fisik kondisi sokbreker yang dibeli ya!
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR