Otomotifnet.com - Bebek alias cub andalan Yamaha, MX King 150 di pertengahan Desember 2018 lalu mendapatkan penyegaran.
Seperti yang pernah diulas saat first impression (OTOMOTIF edisi 33:XXVIII), perubahan signifikan ada di lampu utama yang jadi LED, spidometer jadi fully digital dan ban depan diperlebar.
Bagaimana sih efeknya dari segala perubahan itu saat digunakan harian?
Yuk simak ulasan motor yang dijual Rp 23,230 juta dan Rp 23,530 juta OTR Jakara untuk edisi GP Version & Doxou Version ini. Tim OTOMOTIF
(Baca Juga: Yamaha Aerox dan MX King 150 Doxou Version Desainnya Baru, Birunya Mirip Neon)
FITUR
Lampu utamanya menggunakan tiga buah titik LED. Titik pinggir kanan dan kiri sebagai lampu dekat, titik tengah sebagai lampu jauh.
Desain reflektornya lebih tipis namun sedikit lebar dibanding generasi sebelumnya, sehingga mengesankan sisi sporty.
Sorot sinarnya cukup terang dan fokus, dan khas LED yang putih, tapi tentu saja saat malam hari dan hujan akan kalah oleh kelamnya aspal.
Di setang terdapat spidometer baru fully digital dan negative display, yang sangat nyaman dilihat baik siang maupun malam.
Isi informasi spidometer dengan layout racy ini pun lengkap, mulai dari tachometer, speed meter, gear position, serta fuel meter.
Di bawahnya ada beragam informasi yang bisa diganti. Ada odometer, trip meter 1 & 2, trip fuel, jam, average speed, average & real time fuel consumption.
Di atasnya ada beberapa lampu indikator seperti engine temperature, gigi neutral, tegangan aki, sein, check engine, dan lampu jauh.
Kalau lampu indikator di atasnya jadi shift light pasti keren banget nih!
(Baca Juga: Yamaha MX King 150 Menggoda di Akhir 2019, Update Tiga Warna Baru!)
RIDING POSITION & HANDLING
Bagi rata-rata tinggi orang Indonesia yang berkisar 170 cm, posisi berkendara MX King ini pas.
Mulai dari tinggi joknya yang hanya 780 mm, kedua kaki dapat menapak dengan baik.
Joknya juga ramping, jadi ketika kaki turun tidak sampai mengganjal paha.
Posisi footstep-nya kalau ditarik garis lurus dari atas, berada di depan tempat duduk pengendara.
Efeknya kaki jadi terasa santai dan tidak menekuk.
Kerennya footstep MX King 150 ini bisa terlipat ketika menyentuh aspal, cukup berguna bagi pencinta cornering karena kemiringan bisa lebih maksimal.
Setangnya juga berada di posisi rata-rata yang nyaman. Di mana tidak terlalu rendah, akibatnya lengan dan pundak tidak cepat lelah lantaran posisi duduk masih tegap.
Namun ada pula kesan sporty, karena setangnya sedikit menekuk ke arah dalam.
Handling-nya masih terasa lincah seperti generasi sebelumnya.
Tapi tidak dapat dipungkiri dengan ban depan lebih lebar, dari 70/90-17 jadi 90/80-17 sedikit mengurangi feeling lincah dari motor yang memiliki berat isi 116 kg ini.
Efek positifnya roda depan jadi punya cengkraman yang lebih baik saat cornering atau mengerem, karena kontak ban ke aspal lebih lebar.
Selebihnya respon motor ini sangat baik, nurut ke mana pengendara ingin berbelok.
Tapi sayang suspensi depannya sangat empuk, memang membuat nyaman namun bottoming jadi hal yang lumrah ketika mengerem keras, menghajar polisi tidur atau lubang.
Rasanya per depan sangat ‘lembek’. Karena saat baru dinaiki saja suspensi depan langsung amblas, efeknya sisa travel hanya sedikit yang berakhir bottoming.
Ini dicoba di pengendara 57 kg lho! Gimana dinaiki yang lebih berat ya?
Kalau monosok belakang tidak ada masalah, redamannya nyaman namun tetap memberikan kestabilan saat menikung.
Terlebih roda belakangnya super lebar, 120/70-17 yang punya traksi baik dan dapat membantu meredam guncangan.
Pengeremannya meskipun dibekali kaliper 1 piston di depan dan belakang, tapi pakem banget.
Enaknya lagi handel rem depan atau injakan rem belakangnya empuk.
Tapi posisi pedal rem belakang lebih tinggi dari footstep, sehingga bikin pergelangan kaki pegal karena mesti menekuk ke atas saat mau mengerem.
Sama halnya injakan gigi, tapi untungnya yang ini mudah disetel agar sedikit lebih datar. Tapi resikonya kaki perlu menyungkil lebih ke bawah saat menaikkan gigi.
PERFORMA
Sayangnya mesin MX King 150 belum menggunakan generasi mesin 155 cc VVA, masih yang 149,7 cc atau sama dengan generasi sebelumnya.
Menggunakan piston 57 mm dengan langkah 58,7 mm berpengabut injeksi dan berpendingin cairan.
Klaim tenaga maksimumnya 15,1 dk di 8.500 rpm dan torsi 13,8 Nm di 7.000 rpm. Karakter performanya pas untuk digunakan di dalam kota.
Torsinya sudah terasa sejak rpm rendah, dan respon cepat ketika menyentuh 6.000 rpm sampai kisaran 9.000 rpm.
Lalu dari 9.000 rpm sampai limiter di kisaran 10.000 rpm tenaganya mulai terasa flat.
Beda impresi ketika diajak keluar kota yang didominasi jalan lengang dan lurus, “nafas” motor ini terasa kurang panjang.
Pasalnya giginya hanya 5, jadi mudah menggerung meskipun masih di kecepatan 90 km/jam.
Bicara akselerasi tergolong lumayan cepat, 0-60 km/jam waktunya 3,9 detik saja, sedangkan 0-100 km/jam butuh 12,6 detik.
Jarak 0-201 meter ditempuh dalam waktu 11 detik. Top speed juga cukup kencang, di spidometer tembus 126 km/jam.
Suara khas ‘ngorok’ dari mesin generasi LC4V ketika gas dibetot pun masih terdengar, yang membuat kesan sangar dan kencang bagi sebagian orang.
Enaknya lagi dari motor ini koplingnya. Tuas sangat empuk, gak membebani jari meskipun sedang macet.
Meski begitu, entakannya sangat terasa tiap perpindahan gigi maupun saat momen selip kopling, kampas kopingnya terasa begitu menggigit.
KONSUMSI BENSIN
MX King 150 berperbandingan kompresi 10,4:1, jadi cocok diisi bensin RON 92.
Mengetes konsumsi bensinnya digunakan sehari-hari dengan berbagai kondisi jalan, dari santai hingga sesekali betot gas mentok untuk merasakan muntahan tenaganya.
Setelah menempuh jarak lebih dari 300 km, angka konsumsi bensin rata-rata di spidometernya stabil di angka 43,5 km/liter.
KESIMPULAN
Karakter asli Yamaha MX King 150 tetap tak berubah, menawarkan sebuah bebek yang nyaman dipakai harian.
Bedanya dengan adanya fitur baru, yaitu lampu dan spidometer, membuat MX King 150 tampil lebih modern, apalagi ban depan makin lebar membuat handling lebih mantap.
Sayangnya mesin tak berubah, jadi performanya sama saja, kurang memuaskan buat pencinta kecepatan, tapi sudah cukup bertenaga untuk harian.
Data tes:
0-60 km/j: 3,9 detik
0-80 km/j: 7,1 detik
0-100 km/j: 12,6 detik
0-100 m: 6,9 detik (@78,6 km/j)
0-201 m: 11 detik (@95 km/j)
0-402 m: 18 detik (@109,9 km/j)
Top speed di spidometer: 126 km/j
Top speed di Racelogic: 117,7 km/j
Konsumsi bensin: 43,5 km/liter
Data spesifikasi:
Tipe Mesin: Liquid Cooled 4-Stroke, SOHC
Diameter x Langkah: 57 mm x 58,7 mm
Perbandingan Kompresi: 10,4:1
Daya Maksimum: 15,1 dk @8.500 rpm
Torsi Maksimum: 13,8 Nm @7.000 rpm
Sistem Starter: Elektrik Starter & Kick Starter
Sistem Bahan Bakar: Fuel Injection
Tipe Kopling: Basah, Kopling Manual, Multiplat
Tipe Transmisi: Constant Mesh, 5-Kecepatan
P x L x T: 1.970 mm x 670 mm x 1.080 mm
Jarak Sumbu Roda: 1.290 mm
Jarak Terendah Ke Tanah: 135 mm
Tinggi Tempat Duduk: 780 mm
Berat Isi: 116 Kg
Kapasitas Tangki Bensin: 4,2 L
Tipe Rangka: Backbone
Suspensi Depan: Teleskopik
Suspensi Belakang: Monosok
Ban Depan: 90/80-17m/C (38P)
Ban Belakang: 120/70-17m/C (58P)
Rem Depan: Single Disc Brake
Rem Belakang: Single Disc Brake
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR