Otomotifnet.com - Longsor skala kecil kembali terjadi di tebing tol Cipularang KM 118+600 arah Jakarta, (19/2/20).
Longsor susulan di tebing tol Cipularang terjadi saat sejumlah pekerja tengah melakukan perbaikan di bawah sekitar pukul 11:15 WIB.
Tak ada korban jiwa, tapi seorang pekerja ekskavator terluka.
Longsor susulan membuat terpal biru yang digunakan untuk menutupi bekas longsoran sebelumnya ikut tergerus.
(Baca Juga: Samping Tol Purbaleunyi KM 118 Longsor, 10 Rumah Tertimbun, Gorong-gorong Bawah Tol Tersumbat)
Material longsoran menggunung di dasar tebing.
Rahmat (50), seorang pekerja, mengatakan, rekannya, Krisyanto, terluka karena melompat dalam keadaan kaget dari ekskavator yang tengah dioperasikannya.
Kris, kata Rahmat, kaget melihat material tanah berguguran dari puncak tebing.
"Ia lalu loncat dari ekskavator," ujar Rahmat di lokasi kejadian.
Beruntung, kata Rahmat, rekannya tidak terluka parah.
"Kakinya terkilir karena saat loncat kakinya kena batu. Sudah diobati dan diberi minum biar tenang," kata Rahmat.
General Manager Jasa Marga Cabang Purbaleunyi, Pratomo Bimawan Putra, mengatakan, urukan tanah yang bergerak dari lereng Tol Cipularang, Rabu siang, hanyalah butiran tanah yang basah yang turun ke areal persawahan.
"Itu secara teknis bukan longsor. Itu hanya butiran tanah yang basah, turun atau jatuh gitu lah," ujarnya saat ditemui di lokasi longsor.
(Baca Juga: Tol Cipularang KM 118+600 Disebut Terancam Putus Akibat Longsor Susulan, Polisi: Itu Tidak Benar!)
Perbaikan di bawah lereng di samping Tol Cipularang KM 118+600 dilakukan menyusul longsor di kawasan tersebut pada 11 Februari 2020 sekitar pukul 21:00 WIB.
Longsor di tepi Tol Cipularang di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, itu membuat seorang warga luka ringan.
Selain itu, enam rumah warga rusak berat, satu di antaranya rata dengan tanah.
Sementara itu menurut Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Bina Marga, Hedi Rahadian, longsor susulan terjadi karena hingga saat ini tanahnya masih labil ditambah kerap diguyur hujan.
"Kalau untuk adanya kendaraan berat sejauh ini belum (berpengaruh), ini murni karena kondisi geometrik lerengnya itu belum stabil," ujar Hedi saat ditemui di lokasi longsor.
Namun untuk antisipasi, kata dia, kendaraan berat yang melaju dari arah Bandung menuju Jakarta nantinya akan dialihkan ke jalur kanan.
Sehingga tidak melintas di dekat lereng tersebut.
"Nanti kita sarankan kendaraan berat ini ke jalur dua (kanan) sehingga menjauh dari daerah mahkota longsor itu," katanya.
(Baca Juga: Tol Cipularang Punya Durasi Tempuh Maksimal, Lebihi Waktu, E-Toll Tak Berfungsi)
Berdasarkan hasil kajian, kata dia, tanah pada lereng tersebut perlu segera ditangani.
Terutama dalam meningkatkan stabilitas lerengnya dengan kontruksi perkuatan tanah.
Lebih lanjut, Pratomo menyeebutkan, perbaikan lereng tol Cipularang KM 118+600 yang longsor selesai dalam waktu satu bulan.
"Kami juga memasang sheet pile atau tiang pancang agar badan jalan tak terganggu," tuturnya.
"Kami juga memasang counter weight dengan beberapa perkuatan di kaki lereng. Schedule Pekerjaan 1 bulan," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Tepi Tol Cipularang Sempat Longsor Lagi, 1 Pekerja Kaget & Lompat dari Ekskavator, Perbaikan Sebulan
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Bina Marga Ungkap Penyebab Lereng Tol Cipularang Kerap Terjadi Longsor Susulan Dalam Skala Kecil
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR