Otomotifnet - Aplikasi fog lamp menggunakan LED mulai marak.
Namun ada pendapat kalau penggunaannya kurang efektif dan ketakutan korsleting atau cepat putus lantaran posisinya di bawah, berisiko terkena air.
Mengenai hal ini, Limarta Toto, Marketing CV Sampurna Part Niaga (SPN) pemegang merek Autovision mencoba menjawabnya.
“Penggunaan fog lamp berjenis LED sah-sah saja, terpenting adalah produknya punya faktor safety yang baik.”
Toto menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggantian ke jenis LED. Yang pertama daya lampu LED-nya tidak kurang dari lampu asal (kurang lebih 1.000 lumen).
Yang kedua dan ketiga, menurut Toto, hindari jenis LED yang menggunakan fan (kipas), kemudian pilih posisi pencahayaan yang sesuai reflektor foglight atau dipilih lampu yang dapat diatur arah penyinarannya. Pola sinar biasanya hanya melebar (untuk jarak dekat).
Toto merekomendasikan produk baru Autovision terbaru untuk fog lamp tipenya Nano G1. “Nano G1 punya sistem pendingin tanpa fan, ini untuk menghindari korsleting dan memperpanjang umur pakai,” terangnya.
Baca Juga: Autovision Luncurkan 4 Produk LED Terbaru, Teknologi Baru Ini Jadi Andalan
Klaim Toto, Nano G1 ini sistem pendinginnya menggunakan alumunium dan tembaga (heat sink).
Sistem pendingin kipas untuk fog lamp yang posisinya di bagian bawah mobil, menurut Toto berisiko cepat rusak.
“Biasanya karena kotoran, seperti debu dan lumpur yang juga sudah menempel, mengganggu kinerja kipas pendingin.”
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR