Otomotifnet - Adalah Ahmad Zulfi Derajat, pria asal Bandung yang doyan mobil tua. Mazda Bongo 1971 ini salah satu peliharaannya.
Zul, panggilan akrabnya memang doyan mobil dan motor yang imut. Selain Bongo, Ia punya pikap mini, Honda TN dan Honda Monkey.
“Dapat beberapa tahun lalu, kondisinya kurang bagus, walau bodi, mesin dan surat lengkap,” katanya cerita soal Bongo.
Bukannya direstorasi jadi mobil hobi, keisengannya bikin usaha food truck, bikin Bongo ini jadi korban.
Baca Juga: Fiat 500 Klasik Bisa Dirakit Sendiri, Mainan Lego Ini Mirip Mobil Andre Taulany
Bodi diperbaiki bertahap. Pengerjaannya ditangani NESS Bodywork di Soekarno-Hatta, Bandung.
Untuk ganti bagian bodi yang keropos, dipakai pelat berketebalan 1 mm.
Dimana titik yang paling krusial terkena korosi adalah dek bawah, bodi belakang, dan atap. Kesulitannya adalah menentukan dan bentuk kembali garis atau nat bodi secara presisi.
Bodi samping sampai belakang ganti pelat baru semua. Jadi bisa dibilang hampir setengah bodi baru.
Selain bodi, mekanisme pintu geser juga perlu perhatian langsung.
Rel pintunya tetap dipertahankan, tapi bantalan atau laher pintu serta dudukannya dibuat baru. “Kalau mau ganti semua rel pintunya enggak sanggup euy, susah nyarinya lagi,” ulas Zul dengan logat Sunda yang kental.
Setelah bodi dan pintu, karet-karet bodi juga jadi pekerjaan rumah.
Menurut sang empunya, untuk dapat karet asli Mazda Bongo F1000 susah banget. Akhirnya diputusin pakai komponen yang ukuran dan bentuknya sama. Beruntung, semua kaca bawaan masih bisa dipertahanin.
Setelah rampung, seluruh tubuh Mazda Bongo F1000 dicat merah khusus dari Sikkens, lengkap dengan pernisnya.
“Cat semua ngoplos di bengkel NESS Bandung, dengan warna khusus yang dikenal juga sebagai coral red,” bilang Zul.
Warna coral red konon diambil dari salah satu warna VW Beetle custom yang cukup terkenal di scene south California’s style dekade ’60-70-an.
Soal dapur pacu, mesin empat silinder 987 cc bawaan Bongo bisa direkondisi.
Hampir semua komponen ada di Indonesia. Namun Zul berpikir untuk pakai engine 5K Toyota Kijang, karena, “Mesin asli udah terlampau tua. Performanya pas-pasan,” sahutnya.
Suspensi enggak sekadar direkondisi, tapi sekalian dibikin ceper. Kebetulan, Mazda Bongo F1000 sudah pakai per keong di semua sisi.
Setelah berkonsultasi dengan Andri dari bengkel JAP Wheels, akhirnya diputuskan mengunakan per custom.
“Seingat saya pakai Suzuki Vitara, karena kalau potong per takut travel-nya berkurang jauh,” kata Andri.
Sementara sokbreker masih dibiarin standar. Total suspensi Mazda Bongo tereduksi hingga 7-8cm.
Sebagai pemanis, velg standar berukuran 13x5 inci, kini ditutup dengan wheel dop Mooneyes. Ban pakai GT Radial Champiro 165/60R13.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Otomotifnet.com |
KOMENTAR