Otomotifnet.com - Gerbang tol Terbanggi Besar viral di media sosial karena terjadi adu mulut antara petugas dan pengguna tol.
Informasi awal yang didapat, disebutkan petugas memaksa pengguna tol membayar tarif secara cash namun menolak.
Unggahan video tersebut dibagikan oleh pemilik akun Facebook Echi Defalia, (29/5/20).
Dalam unggahannya, Echi Defalia menuliskan caption sebagai berikut:
Baca Juga: Pengemudi Toyota Agya Tantang dan Cekik Polisi, Dini Hari Diringkus, Wajah Berubah Lesu
"Menurut kalian saya salah gak seh klo mau bayar TOL pakai E-money (kartu tol) saya gak mau bayar cash krn tidak dikasi stuk ato kwitansi apapun,tapi kenapa petugas tol nya nyolot nyolot maksa nyuruh bayar cash dan klo gak mau bayar cash, saya d suruh puter balik keluar di pintu tol lain nya..kira kira saya lapor kemana ya atas perlakuan oom yg ngaku pribumi dan dia yg berkuasa di gerbang tol terbanggi ini,terima kasi."
Diketahui, lokasi terjadi di Tol Trans Sumatra (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yang dikelola oleh PT Hutama Karya.
Setelah ditelusuri dengan konfirmasi dari SEVP of Corporate Secretary PT Hutama Karya, Muhammad Fauzan, kronologi terkuak.
Fauzan mengatakan, peristiwa yang viral tersebut memang benar terjadi di ruas tol yang pihaknya kelola, yakni di Gerbang Tol (GT) Terbanggi Besar.
Adapun waktu kejadian persilisihan tersebut tepatnya sekitar pukul 09.12 WIB,(29/5/20).
"Iya benar. Sempat terjadi kesalahpahaman yang kemudian menimbulkan perselisihan antara petugas layanan transaksi gerbang tol dengan pengguna jalan," kata Fauzan, (29/5/20).
Mulanya, kata Fauzan, ada masalah pada Generator Set (Genset) yang ada di gerbang tol sehingga mengakibatkan listrik terputus dan proses transaksi terhambat.
"Pada saat yang sama, ada salah satu pengguna tol yang hendak melintas dan melakukan pembayaran di GT tersebut dengan menggunakan uang elektronik," ucap Fauzan.
Baca Juga: Pengguna Tol Didenda Rp 1 Juta Karena e-Toll Hilang, Jasa Marga: Sesuai Prosedur
Karena kondisi listrik yang sedang mati, proses transaksi tidak dapat dilakukan dengan menggunakan uang elektronik.
Kemudian petugas, lanjutnya, meminta pengguna tersebut untuk membayar dengan uang cash atau secara tunai.
"Pengguna jalan tol memaksa untuk membayar menggunakan uang elektronik di mana sudah dijelaskan bahwa di GT aliran listrik terputus," kata Fauzan.
"Tapi tidak mau untuk membayar secara tunai dikarenakan saldo yang ia miliki masih mencukupi. Petugas tol sudah meminta pengguna jalan tersebut untuk membayar tunai," imbuhnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, petugas memberikan opsi untuk keluar melalui GT lain atau menunggu, dan pengguna tol memilih untuk menunggu hingga listrik berfungsi kembali.
Saat sedang menunggu, imbuh Fauzan, pengguna tol tersebut menabrak Rubber Cone yang telah dipasang petugas.
"Lalu menyebabkan terjadinya perselisihan antara petugas layanan transaksi tol dengan pengguna jalan," ucap dia.
Atas peristiwa ini, pihaknya memohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul akibat insiden tersebut.
Baca Juga: E-Toll Hilang, Pengemudi Mobil Keluar Gerbang Tol Mojokerto Didenda Rp 1 Juta
Selain itu, petugas tol yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut juga telah diberikan sanksi.
"Hutama Karya selaku pengelola jalan tol mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh petugas tol telah menimbulkan ketidaknyamanan dan tidak sesuai dengan standar pelayanan minimum," jelas Fauzan.
Pihaknya juga telah menghubungi pengguna tol tersebut untuk menjelaskan duduk perkara secara baik-baik dan menyampaikan permohonan maaf.
Namun, pengguna tol tersebut saat ini masih di luar kota sehingga belum bisa bertatap muka langsung. "Namun sudah dijadwalkan untuk bertemu," kata Fauzan.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR