Otomotifnet.com – Penyelenggara balap F1, punya inisiatif menggelar lomba dengan cara reverse grid. Tentu ini dimaksudkan supaya balapan bisa berjalan lebih menarik lagi.
Memang tidak bisa dipungkiri, sudah beberapa tahun belakangan ini, dominasi tim Mercedes-AMG Petronas lewat pembalapnya Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas membuat tontonan nyaris flat.
Tim lain yang bisa mendekat hanya Ferrari dan Red Bull Racing Honda.
Itupun tidak bisa berjalan lama dan tidak setiap seri menghadirkan perseteruan wheel to wheel.
Baca Juga: Tahun Depan Monako Siap Gelar 3 Event, Jaraknya Cuma 1 Bulan
Berkaca dari hasil resmi F1 2019, juara dunia diraih Lewis Hamilton dengan point 413.
Kemudian di tempat kedua ada rekan satu timnya, Valtteri Botas dengan point 326.
Sedang di tempat ketiga ada Max Verstappen dari Red Bull Racing Honda dengan perolehan angka 278.
Terlihat perbedaannya sangat mencolok.
Baca Juga: Bernie Setuju Vettel Temani Hamilton di Mercedes, Bukan Masalah Ego
Dari 21 seri yang digelar, Hamilton meraih 11 kali juara 1.
Atas dasar itulah, pihak penyelenggara F1 punya ide yang cukup menarik untuk bisa diterapkan.
Bukan untuk menghambat dominasi Mercedes, tapi supaya jalannya lomba bisa lebih menarik.
Proposalnya adalah melakukan reverse grid seperti diterapkan pada beberapa balap.
Aturan main yang ditawarkan, pada Sabtu, akan ada sprint race selama 30 menit.
Hasil dari sprint race tersebut akan dijadikan posisi start pada balap hari Minggu.
Belum diketahui pemberlakuan reverse grid ini untuk posisi 1 sampai berapa.
Pemberlakuan reverse grid ini akan uji coba saat balap di Red Bull Ring, Austria dan juga Silverstone, Inggris yang akan menyelenggarakan 2 event.
Baca Juga: Rumor Tim Mercedes Hengkang Dari F1, Daimler : Sangat Tidak Beralasan
Proposal sudah dikirim ke setiap tim untuk dipelajari lebih lanjut.
Reaksinya, beberapa tim tidak masalah atas penerapan tersebut.
Namun, Mercedes-AMG Petronas menolak keras aturan itu.
“Aturan yang cukup aneh. Ketika menggelar balap lari 100 meter di Olimpiade, kamu tidak bisa menempatkan Usain Bolt (juara dunia lari,red), 5 meter di belakang peserta lain hanya demi finish yang mendebarkan,” ucap Toto Wolff, Team Principal Mercedes-AMG Petronas.
Akankah F1 jadi menarik kalau ini diterapkan?
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR