Otomotifnet.com - Siapa bilang mobil atau motor listrik cuma bisa dirakit perusahaan besar.
Buktinya warga lulusan SMP asal Jember, Jawa Timur berhasil menciptakan prototype mobil dan motor listrik dengan desain sederhana.
Mobil dan motor listrik itu karya Sasmito (37) warga Wonoasri, Tempurejo, Jember, Jawa Timur.
Sosok Sasmito yang cuma lulusan SMP itu memang terkenal mahir dalam bidang elektro.
Baca Juga: Mobil Listrik Lama Tidak Dioperasikan? Perlakuannya Mesti Begini!
Tujuh tahun terakhir, bapak dua anak itu memilih merakit kendaraan listrik sendiri dan dengan dana pribadi.
Kendaraan listrik itu juga dipakainya sehari-hari.
Untuk mobil listrik ciptaannya, terbilang unik karena berukuran mini dengan bodi depan seperti Jeep Willys serta dibalut warna hijau tua.
Melongok kaki-kakinya, menggunakan roda motor ukuran 17 inci yang dilengkapi sokbreker motor pada keempat roda.
Untuk menggerakan roda depan, Sasmito juga menggunakan serupa stang tie rod panjang.
Juga dibekali dua lampu LED pada bagian depan sebagai penerangan ketika melaju malam hari.
Saat tes jalan, tak beda dengan mobil listrik lain, suaranya senyap dan lajunya lumayan kencang.
Selain mobil listrik, Sasmito juga merakit sepeda dan motor listrik yang bentuknya masih perlu disempurnakan terutama soal bodi.
Baca Juga: Kemenperin Targetkan Regulasi Kendaraan Listrik Terbit Agustus, Ini Isinya
Sebab masih trondol namun tetap fungsional.
Untuk rangka nampak seperti memakai copotan dari skutik lantas dipasangi motor penggerak listrik di roda belakang.
Sedangkan kaki-kaki depan memakai sokbreker teleskopik copotan identik Honda BeAT lengkap dengan pelek dan ban.
"Kalau sepeda listrik total ada sembilan unit. Namun yang rakitan saya sendiri ada tiga unit," kata Sasmito ketika ditemui, (3/6/20).
"Sisanya sepeda listrik yang rusak, namun saya perbaiki dan modifikasi. Kalau untuk mobil listrik baru satu," ujar Sasmito.
Sepeda listrik yang dirakitnya, dipakai oleh anggota keluarganya. "Saya, istri, dan anak, semuanya memakai sepeda listrik," ujarnya.
Sepeda listrik yang dibuatnya antara lain memiliki rangka sepeda BMX, sepeda lipat juga rakitan atau modifikasi sendiri sehingga menyerupai motor yang memakai rangka asli motor matik.
Masing-masing sepeda memiliki baterai. "Seperti ponsel, baterainya dicharge (diisi) listrik. Semenjak memiliki sepeda listrik, kami tidak memakai motor BBM lagi," ujarnya.
Baca Juga: Toyota Siap Produksi Mobil Listrik di Indonesia, Tahun 2022 Dimulai, Akan Diekspor Juga
Saat ini hanya sepeda listrik yang dimiliki, dan dipakai sehari-hari untuk bepergian di seputaran desa, bahkan sampai ke desa di luar Kecamatan Tempurejo.
Empat tahun lalu, Sasmito mulai merakit sebuah mobil listrik. Mobil listrik itu dirawat dan menjadi kendaraan operasional bekerja bagi Sasmito.
"Modelnya saja yang diganti-ganti. Pernah model VW Beetle atau kodok, pernah kayak mobil jenis SUV gitu, sekarang lagi trend jenis Jeep, akhirnya diubah begini," terangnya.
"Namun energinya sama, listrik. Mobil ini memakai baterai lithium bekas laptop yang bisa menyimpan listrik 2 kWh," ujar Sasmito.
Mobil listrik yang dirakit oleh Sasmito memakai bahan bekas. Bagian bodi juga dari barang bekas. Kali ini bodinya memakai plat.
Meskipun sederhana, mobil listrik itu dilengkapi dengan lampu LED, lampu sein, klakson juga audio yang otomatis hidup ketika mesin dinyalakan.
Bagian utama mobil itu ada di baterai penyimpan daya listrik. Mobil listrik berdaya 2 kWh itu mampu menemuh jarak sampai 50 Kilometer.
Sementara sepeda listrik berbaterai 1 kWh, juga kuat untuk jarak tempuh sampai 50 Km.
Baca Juga: DFSK Kenalkan Gelora E, Mobil Listrik Komersial Pertama di Indonesia, Mesin Bensin Resmi Dijual
Lelaki yang tidak mengenyam dunia pendidikan khusus elektronika itu mengaku bisa merakit kendaraan listrik karena hobi di dunia elektro. Belajar secara otodidak.
"Ya hanya lulus SMP saja. Tidak sekolah SMK elektro, atau kuliah," ujarnya.
Dia mengenal dunia kelistrikan dari almarhum sang saya. Bapaknya bekerja sebagai tukang servis barang eletronik.
Hobi itu kemudian dia tekuni, dan terus dipelajari.
"Sekarang ditambah belajarnya gampang, ada internet. Kalau dulu, saya merakit radio komunikasi, jadi saling belajar dengan teman melalui radio komunikasi itu," ucapnya.
"Namun sekarang ada internet, malah lebih mudah belajarnya. Teman-teman komunitas banyak di Facebook, juga melihat tutorial dari Youtube," imbuhnya.
Meski belajar secara otodidak, karya Sasmito tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam dunia kendaraan listrik Kabupaten Jember, nama Sasmito dikenal luas.
Bapak dua anak itu kerap diminta jasanya untuk menyervis sepeda listrik yang bermasalah. Konsumennya kebanyakan berada di kawasan Jember Kota.
Bahkan, Dia pernah secara khusus merakit sepeda listrik roda tiga untuk seorang wanita di Kelurahan Kreongan Kecamatan Patrang, Jember.
Baca Juga: Mobil Listrik Mulai Dapat Ruang di Indonesia, Peugeot Belum Tertarik?
Sasmito menuturkan, ibu tersebut ingin berjualan keliling. Namun dia tidak bisa mengendarai sepeda maupun motor.
Ibu tersebut berpikiran mengendarai sepeda listrik. Namun sepeda listrik yang tersedia di pasaran juga roda dua.
"Dia tahu saya, kemudian pesan sepeda listrik. Akhirnya saya rakitnya roda tiga. Jadi lebih mudah untuknya, tidak takut terguling juga," paparnya.
"Sudah dua tahun ini, sepeda listrik roda tiga itu dipakai berjualan sama ibu itu," tuturnya.
Sasmito menambahkan, modal awal membuat kendaraan listrik memang mahal. Tetapi untuk biaya operasional lanjutannya sangat murah.
Modal awal merakit mobil listrik sekitar Rp 8-12 juta. Sepeda listrik roda tiga mencapai Rp 8 juta.
"Namun biaya operasional sehari-hari sangat murah jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak," lanjutnya.
Sepeda listrik 1 kWh hanya membutuhkan biaya listrik Rp 500 bagi rumah tangga yang berdaya listrik 450 watt seperti rumah Sasmito.
Baca Juga: Katalis EV.500, Motor Listrik Bentuk Classic, Mirip Pesawat Tempur
Atau hanya Rp 1.600 untuk mengisi baterai 1kWh bagi rumah tangga berdaya listrik 1.300 Watt. Baterai berdaya listrik 1 kWh bisa dipakai untuk menempuh jarak 50 Km.
"Keunggulan kendaraan listrik itu jelas lebih irit, juga ramah lingkungan. Kalau mobil mungil kayak punya saya juga lebih mudah, bisa blusukan ke gang-gang kecil," imbuhnya sambil terkekeh.
Ketika disinggung tentang kedatangan anggota tim Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, Sasmito membenarkan kunjungan tersebut.
Sasmito mendapatkan kunjungan dari tim Wagub Jatim. Tim tersebut bertanya seputar inovasi mobil listrik yang dibuatnya, dan kendala apa yang dihadapi, (3/6/20).
"Sejauh ini kekurangan saya hanya di desain sih. Kalau nanti diminta untuk membuat, atau bantu membuat bersama tim lain, saya siap saja," tuturnya.
"Karena mobil listrik ini kalau mau dikembangkan, atau diproduksi lebih banyak, sangat bisa," tegasnya.
Apalagi, imbuhnya, sejumlah perguruan tinggi atau sekolah yang memiliki jurusan Teknik Elektro juga memiliki kendaraan listrik.
Sementara dirinya yang hanya lulusan SMP saja juga mampu merakit kendaraan listrik.
"Orang Indonesia ini pintar-pintar kok," pungkasnya.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR