Otomotifnet.com – Radiator coolant sudah menjadi standar bagi mobil-mobil baru saat ini.
Radiator coolant juga mulai banyak dipakai oleh mobil-mobil yang sudah cukup lawas.
Penggunaan cairan ini bisa turut merawat radiator dari kebocoran yang diakibatkan dari air.
Bukan radiator saja yang ikut terawat, tapi jalur-jalur air di mesin sampai water pump juga bisa lebih awet dibanding jika tidak pakai radiator coolant.
Baca Juga: Selain Karat, Ini Potensi Yang Dihadapi Jika Tanpa Radiator Coolant
Sayangnya, masih cukup banyak pemilik mobil yang tidak menjaga radiator coolant, radiator, jalur air sampai water pump.
Kebanyakan masih alpa untuk menguras atau mengganti cairan radiator tersebut.
Lalu kapan penggantian yang disarankan?
Sebagai contoh, untuk Toyota Calya, dalam buku kepemilikannya dianjurkan 160.000 kilometer pertama. Untuk selanjutnya disarankan setiap 80.000 kilometer.
Setiap mobil jelas akan berbeda ketentuan rentang waktu penggantiannya.
Selain berdasarkan kilometer, bisa juga dilihat dari warna.
“Coba buka tutup radiatornya, kalau yang sudah lama tidak ganti, airnya cenderung lebih bening. Warna radiator coolant jadi pudar. Atau bisa juga dilihat dari water reservoir radiator. Biasanya juga jadi pudar,” ucap Ridwan S, dari bengkel Inti Motor di Cibubur, Jaktim.
Ditambahkan olehnya, dengan radiator coolant yang sudah mulai bening, maka fungsi-fungsi dari cairan tersebut sudah tak lagi maksimal.
Jika sudah demikian, lebih baik segera kuras dan ganti dengan yang baru.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR