"Makro ekonomi yang paling kami lihat adalah bagaimana GDP (Gross Domestic Product), kurs rupiah, inflasi, investasi, itu akan menjadi patokan kami dalam memprediksi," imbuhnya.
Kemudian supply driven, yaitu pasar yang dipengaruhi oleh berbagai produk baru yang diluncurkan.
"Kami coba menganalisis kira-kira akan keluar produk baru apa di tahun yang akan datang," sebutnya.
Adapun demand driven yakni melihat kemungkinan permintaan produk baru yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan lainnya.
Baca Juga: 75 Persen Karyawan Daihatsu Kerja Dari Rumah, Imbas PSBB Diperketat
Meski untuk mencapai kondisi pasar kembali ke normal masih terbilang cukup lama, Amel tetap melihat adanya potensi yang baik untuk industri otomotif Tanah Air.
"Karena pasar Indonesia sangat menggiurkan, kepemilikan mobil dibandingkan pasar ASEAN itu masih rendah. Masih banyak potensi sepanjang makro ekonomi dan health view bagus," ucapnya.
"Kalau GDP bisa dipertahankan seperti kondisi 2019, serta sosial ekonomi tidak ada kerusuhan, maka pasar Indonesia masih sangat menjanjikan untuk terus naik," pungkas Amel.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR