Metode pengetesannya menggunakan parameter uji akselerasi yang diukur menggunakan Racelogic, serta konsumsi bahan bakar yang terpantau lewat indikatornya di panel spidometer.
Dua set pemercik api di ruang bakar yang digunakan, tentunya dari merek dan tipe yang sama, yaitu NGK KR6A, yang memang sebagai busi standarnya Suzuki Ertiga generasi pertama (tipe 1, 2 maupun 3).
Tentunya yang satu set sudah terpakai lebih dari 20.000 km, satu set lainnya benar-benar masih gres alias baru.
Pertama yang diuji adalah konsumsi BBM untuk busi yang sudah terpakai lebih dari 20.000 km, dengan berpatokan pada avarage speed.
Baca Juga: Bentuk Ground Electrode Busi Ada Model Trapezoid, Ternyata Fungsinya Buat Ini
Lokasi pengujian di dalam kota Jakarta, dengan kondisi lalu lintas lumayan padat.
Kecepatan rata-rata alias avarage speed yang kami dapatkan saat itu, ada di angka 23,1 km/jam.
Kemudian dilanjut mengukur akselerasi di jalan bebas hambatan, dimana start-nya dari kondisi diam, lalu pedal gas dikick down sampai mentok hingga dicapai kecepatan maksimal 100 km/jam.
Pengujian yang sama juga dilakukan pada busi baru, dengan kondisi tekanan ban yang juga disamakan, depan 33 psi, belakang 35 psi.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR