Otomotifnet.com - Vespa 946 bisa dibilang sebagai master piece skuter Vespa modern. Bentuknya yang unik terinspirasi dari prototipe Vespa MP6.
Berkat keunikannya ini, Frannata Suryanto mendapat ide untuk membatik Vespa 946 miliknya.
“Saya melihat Vespa itu seni, 946 bisa dibilang master piecenya Vespa. Nah saya berpikiran, kalau dengan batik, jadi satu ciri khas yang berbeda,” jelas Frans, sapaannya.
Jadi ia ingin menggabungkan culture Italia dan Indonesia.
Baca Juga: Benelli Panarea 125 Pesaing Vespa LX Meluncur, Segini Harganya
Pengerjaan diserahkan pada seniman batik bernama Iskandar. Kebetulan sama-sama tinggal di Jakarta Timur.
Untuk eksekusi maupun konsep batik, semua diserahkan kepada Iskandar.
Karena menurut Frans kalau seniman dapat request tertentu dari klien, hasilnya akan kurang all out. Jadi urusan kreatif dipercayakan pada Iskandar.
Proses membatik terdiri dari beberapa lapisan cat dengan menggunakan canting.
Tak ubahnya seperti membatik pakaian, tapi cat yang digunakan untuk kendaraan.
Jenis batik yang diaplikasikan yaitu batik tempel. Pertama-tama Iskandar menggambar kepala burung garuda di bodi samping bawah jok.
Rupanya ia melihat tempat duduk 946 seperti jambul garuda. Aksen bulat di bawah jok menjadi mata sang garuda. Sayapnya di tepong kanan dan kiri.
Pada bodi depan juga akan terlihat sepasang mata, seperti mata ondel-ondel.
Baca Juga: Vespa Picnic Depan Belakang Ada Rak, Plat Nomor Nempel di Mana?
Sedangkan sisanya, Iskandar membuat ornamen-ornamen seperti hewan.
Nah, karena berupa karya seni, antara kanan dan kiri tidak sama persis. Asimetris dan abstrak.
“Masing-masing bagian dibuat sesuai ide yang berbeda-beda. Serupa dengan per-Vespa-an di Indonesia yang berbeda. Unik dan punya nilai masing-masing,” jelas Frans.
Batik yang berlapis-lapis ini membuat tekstur lebih keluar dengan detail yang menakjubkan.
Efeknya hampir seperti tiga dimensi. Pantas saja karena prosesnya lebih dari 9 bulan.
Meskipun terlihat mentah, tapi menurut Frans, hasil batik ini sudah diberi clear coat dan dilakukan nano coating di Scuto.
Namun, memang dengan banyak tekstur tentu hasilnya tidak bisa semulus dan selicin bodi Vespa konsvensional.
Karya seni yang bisa dibilang hanya ada satu di dunia ini agaknya lebih cocok untuk dipamerkan di museum macam Petersen Automotive Museum di Los Angeles, Amerika Serikat atau bahkan museum seni Guggenheim di Bilbao, Spanyol tempat seni modern dan kontemporer dipajang.
Plus : Karya seni berjalan
Minus: Beberapa bagian sedikit berdebu
Data Modifikasi
Ban Depan : Michelin City Grip 120/70-12
Ban Belakang : Michelin City Grip 130/70-12
Penulis: Rangga
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR