Otomotifnet.com - Setelah Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary, kini giliran saudara dekatnya, V7 III Stone yang OTOMOTIF pinjam selama beberapa hari untuk dites.
Big bike bergaya retro ini dibanderol Rp 475 juta on the road DKI Jakarta oleh PT Piaggio Indonesia dengan 3 varian warna; nero ruvido, rosso rovente dan grigio granitico.
Seperti apa rasa berkendara serta performa V7 III Stone saat dipakai sehari-hari? Sebelum membahas itu, kita kupas terlebih dahulu fitur dan teknologi yang diusung.
Fitur yang terdapat pada motor asal Italia ini terbilang sederhana.
Baca Juga: Test Ride Moto Guzzi V7 III Racer 10th Anniversary, Ini Tes Lengkapnya
Nampaknya selaras dengan keinginan Moto Guzzi untuk menempatkan V7 III Stone sebagai motor retro-modern yang mudah untuk dikustomisasi.
V7 III Stone hanya dibekali dengan satu buah panel instrumen. Berbentuk bulat dan mayoritas berisi spidometer analog.
Sementara itu terdapat indikator-indikator di sisi jarum spido seperti low fuel, netral, MIL (Malfunction Indicator Lamp), MGCT (Moto Guzzi Traction Control), shift light, ABS, high beam serta sein.
Di bagian bawah spidometer terdapat layar LCD, isinya ada gear position, odometer, tripmeter, trip daily yang direset otomatis setiap 8 jam sejak motor mati, trip time, average speed, average fuel consumption, realtime fuel consumption, suhu udara, jam dan MGTC.
Mengganti tampilan informasi menggunakan tombol mode yang ada di sakelar sebelah kanan.
Sama seperti saudaranya, V7 III Racer, MGCT terdapat tiga pilihan, 1, 2 dan off.
Pilihan pertama intervensi kontrol traksi tidak terlalu sensitif. Sedang kedua lebih sensitif dalam bekerja.
Untuk memilih mode MGCT dan mematikannya, harus menekan tombol starter selama beberapa detik.
Baca Juga: Mahal tapi Layak Koleksi, Vespa 75th Anniversary, Ini Istimewanya
Oleh karena itu saat mengatur MGCT mesin motor harus dalam keadaan menyala.
Sebagai catatan, apabila sebelum mematikan motor traction control dalam posisi off, ketika kembali dihidupkan otomatis MGCT akan aktif.
Ketika kontrol traksi berfungsi akan ditandai dengan indikator yang berkedip kuning.
Karena ketiadaan takometer, sebagai gantinya Stone dilengkapi dengan shift light yang memandu pengendara untuk mengganti gigi.
Nyala shift light dapat disetel sesuai keinginan. Ada dua tingkat, L (low) dan H (high).
Yang pertama akan menyala berkedip pada putaran mesin menengah, sesuai dengan setelan pengendara.
Sedang yang kedua akan menyala terus di putaran atas. Nyala shift light dapat diatur setiap 100 rpm.
Fitur lain yang menjadi standar sama seperti di V7 III Racer, yaitu tingkat kecerahan backlight LCD yang dapat diatur.
Baca Juga: Vespa GTS Mendapatkan Penyegaran Warna, Tampil Spoty Hingga Elegan
Ada tiga tingkat kecerahan. Caranya dengan menekan tombol mode saat kunci kontak diputar ke posisi on.
Selanjutnya seluruh lampu masih masih menggunakan bohlam halogen.
Meski begitu, pancaran cahaya lampu utama cukup baik menerangi jalan, menemani berkendara di malam hari.
V7 III Stone menggunakan diameter pelek belang pada kedua roda. 18 inci di depan dan 17 inci di belakang.
Pelek tersebut dibalut karet bundar Pirelli Sport Demon berukuran 100/90-18 dan 130/80-17.
Sistem pengereman menggunakan single disc berdiameter 320 mm di depan dijepit kaliper Brembo tipe axial 4 piston.
Sedang rem belakang menggunakan cakram 260 mm dengan kaliper 2 piston.
Dilengkapi juga dengan ABS (Anti-lock Braking System) 2 channel sebagai kelengkapan standar.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR