Otomotifnet.com – Kalau sempat datang ke arena gokart di Sentul, coba tanya yang namanya Irawan Soepardjo. Pasti banyak yang geleng kepala atau bahkan bilang tidak mengenal.
Tapi, kalau diubah jadi Iwan Semut Ireng, akan langsung ditunjukkan, berikut lokasi paddocknya.
Iwan Semut Ireng sangat dikenal di gokart Indonesia. Bukan saja karena sudah senior, tapi juga karena punya anak didik yang cukup banyak.
“Bukan apa-apa, agak susah saya menghitung sudah berapa banyak anak didik. Tapi, ada saja orang tua yang mempercayakan anaknya untuk dilatih gokart ke saya,” ucapnya.
Baca Juga: Ngopi Bareng Pembalap Iwan Semut Ireng. Telanjang Dada Lari Keliling Trek
Beberapa pembalap hasil didikannya, kini sudah berkiprah di ajang formula atau balap turing.
Dalam mendidik dan mengajari anak-anak gokart, Iwan atau Semut, panggilan akrabnya selalu ikut berada di lintasan.
Bukan untuk saling adu cepat, tapi dirinya berada di urutan paling depan, dan anak-anak didiknya membuntutinya. Ini berlangsung selama 5 putaran.
Dengan demikian, anak-anak pemula tersebut tahu dengan pasti racing line yang benar.
Awal mula ‘sekolah’ gokartnya, setelah selesai rangkaian HKS (2011), meminta izin kepada pemilik HKS untuk turut mengajar gokart.
Setelah diizinkan, maka terus melakukan pembenahan supaya benar-benar bisa bermanfaat.
Baca Juga: Iwan Semut Ireng: Fight Against Cancer Sambil Latih Pegokart
‘Murid’nya pertama adalah pegokart yang orang tuanya pejabat di Kalimantan. Mulai dari situ, sekolahnya tak pernah sepi murid.
Selain punya ‘sekolah’ untuk belajar gokart, dirinya juga punya tim gokart sendiri.
Dari sini terlihat kecintaannya terhadap gokart sangat totalitas.
Pegokart berdarah Jawa Timur ini sudah sejak 1979 ikut lomba gokart.
Baca Juga: Isi Jeda F1, Kimi Ajak Iceman Jr Main Gokart, Dorong Ikut Kompetisi?
“Tahun 1976 saya kerja di Shell Indonesia. Sambil nabung-nabung, akhirnya tahun ’79 saya balap gokart pertama,”
“Waktu itu di kategori girboks atau shifter. Pertama gokart di Parkir Timur Senayan,”
“Dulu gue, ngerakit sendiri, seting sendiri, angkut ke mobil sendiri. Pokoknya semua serba sendiri,” kenang kakek 4 cucu ini.
BERHENTI GOKART
Baca Juga: Nekat Banget! Pegokart Ini Lahap Lebih Dari 50 Lap di Sirkuit Sentul Tanpa Latihan
Sekali waktu dirinya pernah ingin berpaling dari gokart. Mau coba-coba main remote control.
Namun karena harga spare partnya hampir sama dengan gokart, diputuskan tidak jadi dan tetap di gokart sampai saat ini.
Kiprahnya di gokart sempat berhenti sekitar tahun 2007. Bukan karena kehabisan dana, tapi dirinya terserang kanker pankreas yang ternyata sudah cukup ganas.
“Sudah sampai melayang dan hampir game over gue. Trus badan juga sudah mulai bau dan sempat lumpuh,”
“Tapi gue terus berusaha dan berjuang. Tuhan kabulkan. Akhirnya gue terus melakukan pengobatan dan terapi, sampai akhirnya kembali seperti ini,”
Baca Juga: P-Five Jadi Tim Gokart Kolaborasi Dua Negara, Indonesia - Singapura Saling Bantu
“Belum normal seperti dulu, tapi sudah jauh lebih baik dan lebih sehat,” ungkapnya.
Menurut pria berusia 68 tahun ini kecintaannya terhadap gokart itu yang memompa semangat hidupnya. Kanker tak mampu menjauhkan dirinya dari gokart. Kini selalu mengumandangkan fights againts cancer.
ASAL USUL NAMA
Mengenai nama Iwan Semut Ireng, dikarangnya saat akan balap. Saat itu, dirinya akan dilarang balap gokart kalau ketahuan calon mertuanya saat itu.
Dulu, masih jarang yang pakai nama Iwan, sehingga dipakai nama itu untuk mengelabui calon mertua.
Baca Juga: Kijang Innova Reborn Jadi Buruan di Pasar Mobkas, Segini Harganya Saat Ini
Kemudian Semut, karena merasa badannya kecil dan senang gotong royong layaknya semut.
Ireng, sudah jelas karena kulitnya hitam. “Dulu kan gue seneng banget main bola, panas-panasan, lari dan tenis. Jadilah kulit gue gosong,” ceritanya.
Menggunakan nama itu, ternyata ada kejadian lucu. Anaknya yang juga jadi pegokart, memanggilnya dengan nama Semut, alih-alih bapak atau ayah.
Ini membuat komunitas gokart yang ada di lokasi tertawa semua dan menyebut anak kurang ajar.
Uniknya, Iwan Semut Ireng justru tertawa saja. Terlebih mendengar penjelasan anaknya.
“Kalau saya manggil bapak, nanti banyak yang nengok. Tapi kalau manggil Semut, ya cuma bapak saya yang nengok,” jelasnya menirukan alasan anaknya.
Aktivitasnya saat ini, tetap melatih gokart di Sentul. Atau juga menghabiskan waktu dengan berjemur dan merawat tanaman yang ada di depan dan seberang rumahnya.
Ayah 4 orang anak ini juga mengenang kebersamaannya bersama Tabloid OTOMOTIF.
“Terlalu banyak. Mulai dari awal hadir, saya sudah mengikuti. Ketika iklan-iklan Shell Advance ada di tabloid, saya lebih dekat lagi. Waktu itu saya masih sebagai Marketing Communication Advisor di Shell Indonesia,”
“Berita tentang Iwan Semut Ireng juga sering dimuat. Bahkan sering dijadikan referensi untuk mengenalkan Shell Advance atau Shell Helix ke bengkel dan toko spare part,”
“OTOMOTIF jadi media yang terus saya ingat sampai saat ini. Bahkan mungkin tidak bisa dilupakan,” sebutnya.
Sehat selalu om Iwan Semut Ireng.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR