Otomotifnet.com - Muncul masalah, Nitrogen sudah tak digunakan lagi buat isi ban MotoGP.
Memang beberapa tahun lalu ban pada MotoGP dan F1 diisi pakai Nitrogen, tapi sekarang sudah distop.
Penggantinya adalah udara kering atau dry air.
Sekilas mirip tekanan angin biasa yang sering kita jumpai.
Namun, dry air yang digunakan pada motor MotoGP ini sudah melalui beberapa proses, sehingga udaranya tak lagi mengandung air yang bisa merusak komponen ban.
Baca Juga: Michelin Bawa 5 Tipe Ban di MotoGP 2021, Berbekal Riset Tahun Lalu, Ini Keunggulannya
Lalu masalah apa yang muncul pada nitrogen hingga dihentikan penggunaannya pada MotoGP dan F1?
Masalah ini terkait dengan karakter dari Nitrogen sendiri, yakni dingin ketimbang angin biasa.
Alhasil ban MotoGP justru sulit mencapai suhu tertentu ketika ditrek.
Apalagi, ban MotoGP butuh suhu 100 derajat Celcius untuk ban depan dan 120 derajat Celcius untuk ban belakang dengan cepat namun stabil di akhir.
Kalau pakai Nitrogen, butuh berjam-jam mencapai suhu tersebut meski menggunakan tyre Warner.
Selain itu, tekanan angin ban pada motor MotoGP ternyata juga sudah diatur oleh produsen, dalam hal ini Michelin sebagai ditributor tunggal ajang MotoGP.
Dalam buku regulasi teknik MotoGP, setiap pembalap tekanan maksimal untuk ban depan adalah 2 bar atau 29 psi.
Sedangkan untuk ban belakang adalah 1,8 bar atau 26,1 psi. Kurang 0,2 bar atau 2,9 psi dari angka itu masih diizinkan.
"Tujuannya agar ban tidak terlalu keras atau lunak bagi pembalap. Karena gaya balap setiap orang akan berbeda, tekanan angin ban akan memberikan pengaruh," tutur Piero Taramasso, Direktur Road Race Michelin menjelaskan dalam situs resmi Michelin.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | OtoRace.id |
KOMENTAR