Otomotifnet.com - Kalau dengar kata replika, pasti yang terbayang adalah produk tiruan, atau sering orang bilang barang KW.
Tentu yang namanya barang tiruan umumnya punya image kualitas berada di bawah produk orisinal. Benar kah?
Nah, jika Anda suka modifikasi mobil, pasti kerap mendengar istilah pelek orisinal dan pelek replika atau pelek TW (Taiwan) kan?
Oke, sejauh ini pasti menurut Anda pelek orisinal itu lebih safety, lebih kuat, lebih keren, dan lainnya. Bagaimana dengan pelek replika?
Baca Juga: Pilihan Pelek Aftermarket Honda Brio RS, Sepaket Dengan Ban Mulai Rp 7 Jutaan
"Sebuah pelek bisa dikatakan replika ketika pelek itu dibuat meniru pelek yang sudah ada sebelumnya.”
“Baik dari desain dan ukuran sampai ke motifnya," buka Kevin Sulaeman, Direktur Ottoban Indonesia, yang menjual beragam pelek orisinal dan replika.
Bila soal desain, finishing, dan motifnya bisa ditiru, bagaimana dengan kualitasnya?
"Di Indonesia, sekarang produk seperti pelek saja harus ada sertifikasi dari SNI. Artinya, produk itu sudah melalui serangkaian tes tertentu sampai lulus dan bisa dapat SNI," jelas Kevin lagi.
Lebih lanjut ia menambahkan, "Jadi bukan berarti pelek replika itu tidak sebagus pelek ori. Kalau pelek replika sudah bisa mendapatkan SNI, artinya pelek itu kualitasnya bagus," yakinnya.
Tes atau pengujian yang tadi disebutkan untuk mendapat sertifikasi tersebut antara lain impact test, dynamic radial test, torsion test, hingga bending test.
Tapi tentunya ada yang tidak bisa ditiru pelek replika dari pelek orisinal.
“Misalnya pelek forged yang biasanya punya bobot ringan, pada model replikanya yang dibuat dengan cara casting yang tentu saja bobotnya akan lebih berat, meskipun secara fisik sangat mirip,” sebut Kevin.
Baca Juga: Daihatsu Rocky Dikasih 2 Pilihan Pelek Aftermarket, Ganteng yang Mana?
Nah, yang bahaya nih, yakni bila ada penjual pelek mengaku menjual pelek orisinal, padahal itu adalah pelek replika.
"Jadi pembeli juga harus jeli dan teliti kalau mau beli pelek, jangan sampai dia membayar harga pelek orisinal untuk pelek replika," tegas pria berkaca mata ini.
Jadi, ada baiknya kenali ciri-ciri pelek replika terlebih dulu.
Selain yang sudah disebutkan di atas, lazimnya pelek replika hanya mirip secara desain dengan produk orinya.
Namun untuk penamaan pelek sendiri, jarang ditemukan yang sama persis dengan pelek orisinal yang ditirunya.
Misalnya pelek original Volk Rays tipe TE37, biasanya di bagian belakang pelek ada tertera kode VR yang menandakan produk dari Volks Rays.
Sementara pada produk replikanya akan berbeda penamaan, contoh JF Luxury yang mengeluarkan seri JF 0037 yang bentuknya sama dengan TE37.
Selain itu, di bagian belakang pelek juga tidak terdapat kode VR tadi.
Baca Juga: 8 Pelek Mobil Orisinal Branded di Bawah Rp 26 Jutaan, Jadi Obat Ganteng!
Oiya, yang masuk kategori pelek orisinal termasuk di dalamnya pelek yang tidak ada replikanya.
Artinya, secara desain tidak meniru produk manapun atau pelek tertentu.
Intinya, "Baik pelek orisinal maupun replika, asalkan sudah ada sertifikasi dari SNI maka kualitasnya pasti bagus.”
“Dan jangan lupa, pembeli harus jeli dan teliti ketika mau beli pelek ya!" tutup Kevin.
Jangan sampai belinya pelek replika, tapi bayarnya seharga pelek orisinal! Kyn
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR