Otomotifnet.com – Dalam setiap perjalanan, bisa jadi perangkat rem punya kerja yang paling berat.
Harus bisa memperlambat mobil dalam waktu yang singkat untuk menghindari tabrakan.
Semuanya bertumpu pada slang rem, minyak rem, disc brake, kaliper rem dan juga kampas rem.
Baca Juga: Mau Servis Rem Toyota Nav1? Jangan Asal Bongkar, Part Ini Harus Inden
Karena punya beban kerja yang berat, pengendara juga harus perhatian pada kampas rem. Salah satunya dengan peka ketika komponen itu harus diganti.
“Ada 3 indikator yang bisa dijadikan acuan kalau kampas rem itu harus diganti,”
“Kalau tidak diganti, berkendara jadi tidak enak dan juga berbahaya,” ucap Arditya Wicaktama, Channel Marketing Manager Bosch Automotive Aftermarket Indonesia.
Baca Juga: Ganti Kampas Rem Xpander di Bengkel Spesialis Lebih Irit, Mulai Rp 150 Ribuan
Indikasinya, ketika melakukan pengereman, butuh waktu yang lebih lama untuk berhenti, dan juga terasa kosong ketika direm.
Selain itu, indikasi lainnya ketika melakukan pengereman ada bunyi di perangkat rem.
Bunyi mendecit yang cukup mengganggu saat didengar.
Indikasi terakhir, saat direm mobil seperti lari ke salah satu arah.
Baca Juga: Bosch Indonesia Punya Produk Baru, Jangkau 85% Mobil di Indonesia, Ramah Lingkungan
“Itu karena tekanan rem antara sisi kiri dan kanan ada yang berbeda,” tegas Arditya.
Dirinya menambahkan, hendaknya kampas rem diganti jika sudah melebihi 40 ribu kilometer untuk mobil transmisi otomatis demi kenyamanan dan keamanan.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR