Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Begini Efeknya Ban Isi Nitrogen Vs Angin Biasa & Tekanan Kurang Vs Lebih

Andhika Arthawijaya - Jumat, 24 September 2021 | 23:10 WIB
Ilustrasi pengisian tekanan ban pakai gas nitrogen.
Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Ilustrasi pengisian tekanan ban pakai gas nitrogen.

Otomotifnet.com - Banyak yang bilang bahwa angin biasa dengan nitrogen gak ada bedanya, sama-sama angin juga.

Ternyata banyak bedanya sob! "Nitrogen lebih bersifat kering, sedangkan angin biasa mengandung air. Untuk jangka panjang, jika air ini ada dalam ban bisa merusak bagian dalam ban itu,” bilnag Wibowo Santosa, bos Permaisuri Ban.

Masih kata Bowo sapaan akrabnya, Nitrogen tidak ada uap air, sehingga lebih awet. 

Selain itu, bobot ban jadi lebih ringan, karena tidak mengandung uap air tadi.

Baca Juga: Dari Puntung Rokok, Bisa Deteksi Ban Pakai Nitrogen Murni atau Angin Biasa

Ban termakan tidak rata pada sisi luar
Riyan/GridOto

“Nitrogen juga sifatnya lebih tahan terhadap panas dibanding angin biasa,” terang Agam Santosa, Outlet Manager bengkel Autopit Car Care di Bogor, Jawa Barat.

Masih menurut Agam, tingkat pemuaian nitrogen lebih rendah dibanding angin biasa.

“Sehingga ketika mobil digunakan lama, tekanan ban tidak naik secara drastis seperti pada angin biasa,” imbuhnya.

O iya, dalam mengisi tekanan ban, harus sesuai dengan standar load index dari ban itu sendiri ya.

Untuk ban standar bawaan mobil, biasanya ada stiker di sisi pintu kanan mobil yang menerangkan tekanan angin standarnya.

Tapi kalau sudah ganti pelek dan ban dengan ukuran yang lebih besar, maka harus menyesuaikan dengan load index ban itu.

Sebab bila tekanan angin tidak sesuai, bisa merusak ban itu sendiri loh.

“Kalau angin kurang, dapat merusak bagian sidewall-nya, lalu ban bisa benjol, tapak lebih cepat, dan lebih cepat habis juga,” tukas Bowo.

Baca Juga: Mobil Pemakaian Di Atas 5 Tahun Jangan Lakukan Ini Bila Ogah Shockbreaker Depan Mengunci!

Ilsutrasi ban benjol
Dok. OTOMOTIF
Ilsutrasi ban benjol

Sebaliknya, lanjut Bowo, bila tekanan angin berlebih, jadi terasa keras dan traksi ban ke permukaan jalan tidak maksimal.

“Kalau tekanan terlalu tinggi, biasanya bagian tengah ban akan cepat termakan. Karena bentuk ban jadi kembung,” tukas Agam.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa