Otomotifnet.com - Ada aturan baru setelah insiden kecelakaan fatal di balap Moto3 Amerika 2021 lalu.
Aturan ini berlaku dari kelas bawah sampai premier, MotoGP.
Yakni berupa hukuman keras bagi pembalap yang bermanuver secara berbahaya untuk pembalap lain.
Ibarat enggak ngaca dengan aksi sendiri, Marc Marquez setuju dengan aturan tersebut yang juga didukung sejumlah pembalap MotoGP lain.
Padahal Marc Marquez sendiri sering melakukan aksi berbahaya ke pembalap lain.
Baca Juga: Valentino Rossi Kesal Lihat Persaingan di Kelas Moto3 Dirasa Terlalu Brutal, Begini Katanya
Paling membekas dan sampai sekarang belum mendapat ampun dengan seniornya sendiri, yakni Valentino Rossi.
Terutama pada musim MotoGP 2015, yang mana Rossi sempat beberapa kali terlibat insiden dengan Marquez.
Namun, tensi antara kedua pembalap bisa dibilang mencapai puncaknya saat berlaga di MotoGP Malaysia 2015.
Saat itu, Marc Marquez terjatuh ketika sedang berduel dengan Valentino Rossi yang hendak mengejar Jorge Lorenzo.
Insiden yang kerap disebut sebagai Sepang Clash tersebut, sering disebut sebagai salah satu alasan utama mengapa Rossi gagal mendapatkan titel Juara Dunia ke-10.
Setelah Sepang Clash, hubungan antara Rossi dan Marquez pun rusak dan masih belum kembali seperti semula.
Bahkan, pembalap yang sering dijuluki The Doctor ini mengaku butuh waktu 20-30 tahun lagi untuk memaafkan Marc Marquez.
Berkaca pada balap Moto3 Amerika 2021 kemarin, terjadi kecelakaan yang melibatkan beberapa pembalap.
Deniz Oncu mengubah jalur di trek lurus, dianggap bersalah karena 'berkendara secara tidak bertanggung jawab yang membahayakan pembalap lain'.
Deniz Oncu menyebabkan Jeremy Alcoba terjatuh, Pedro Acosta dan Andrea Migno juga terkena imbasnya pada kecelakaan yang mengerikan itu.
Baca Juga: MotoGP Amerika 2021 Geger, Jack Miller Nyaris Baku Hantam Sama Joan Mir
Pembalap tim Red Bull KTM Tech3 itu duhukum tidak boleh mengikuti dua balapan, yaitu di seri Moto3 Emilia Romagna dan Algarve.
Para peraih podium di balapan MotoGP Amerika 2021, yakni Marc Marquez, Fabio Quartararo, dan Francesco Bagnaia, mendukung hukuman seperti itu perlu dilakukan.
Komentar mereka muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang perilaku pembalap, terutama di kategori junior, setelah tiga pembalap meninggal dunia tahun ini.
"Tentu saja, itu adalah momen yang menakutkan dan (menonton) TV, semua orang di tim saya terdiam karena Anda tidak pernah tahu," kenang Marc Marquez dikutip dari speedcafe.com.
"Ini adalah musim yang sulit bagi dunia balap motor, tetapi memang benar bahwa kesalahan atau pergerakan satu pembalap yang menciptakan semua ini," sambungnya.
"Saya pikir itu adalah hukuman yang sangat keras tentu saja, dan tentu saja bukan niat Oncu, tetapi memang benar bahwa pada akhirnya mereka harus (mengeluarkan hukuman seperti itu) jika mereka ingin menghentikan gerakan ini," ucapnya.
Fabio Quartararo juga setuju bahwa tindakan seperti yang dilakukan Oncu harus mendapat hukuman berat.
"Saya pikir, ya, memang benar bagi mereka slipstream sangat penting, tetapi Anda tidak harus mengubah jalur di trek lurus," tuturnya.
"Tentu saja, itu bukan niat Deniz, tetapi sayangnya kami harus memiliki penalti besar selama balapan, terutama bagi
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR