Otomotifnet.com – Toyota Starlet ‘kotak’ memang punya penggemar tersendiri.
Ada yang ingin tampil orisinal, modifikasi, bahkan juga jadi pacuan balap.
Variando Audion jadi salah satu pengguna Toyota Starlet keluaran 1987 untuk dipakai saat ajang sprint reli.
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini punya alasan tersendiri menggunakan Starko (Starlet Kotak) tersebut.
Awalnya, karena ‘senjata’ bengkel memang hanya Starko ini. Namun akhirnya tak bisa lepas karena didevelop terus.
Selain itu juga berkaitan dengan riset yang sedang dijalani ayahnya, Bukbis Pancawinarna pemilik bengkel Biies Injection.
Baca Juga: Enggak Kalah Dengan Luar Negeri, ECU Stand Alone Ini Racikan Jogja, Harga Terjangkau
Mesin aslinya, yang 2E diturunkan. Ganti pakai 4E-FTE yang memang menjadi mesin standar Starlet ‘bule’.
“Enggak ada masalah untuk pasang mesin ini. Banyak juga yang pakai mesin 4E di Starlet. Hanya saja memang kita sesuaikan lagi,”
“Karena banyak yang pakai, spare part kita tidak khawatir. Selebihnya, untuk internal mesin kita biarkan standar, karena masih dalam riset juga,” sebut Bukbis Pancawinarna.
Sementara itu ECU mesin pakai racikan Jogja, yang digarap sendiri, berlabel Biies Injection.
Bukan hanya mesin, untuk koil juga diganti. Pakai model coil on plug dengan menyomot milik mesin Honda K24.
Pak Biies, demikian sapaan Bukbis, meyakini penggunaan direct fire 1 koil untuk 1 busi, pengapian akan lebih bagus dan merata.
Sementara itu, untuk meneruskan tenaga mesin, transmisi yang dipakai masih bawaan Starko 1987.
Hanya saja sudah mengalami modifikasi untuk bagian limited slip differential (LSD).
Kaki-kaki, sebagai salah satu kunci di sprint reli juga masih menggunakan sistem aslinya.
Sokbrekernya pakai keluaran Drummond, sedangkan per pakai King dan arm masih standar.
Setelah selesai dibangun, hasilnya memang belum terlihat maksimal.
“Yang di Hambalang, karena baru banget selesai, saya juga harus belajar bawanya lagi. Masih coba-coba dan cari-cari lagi,”
“Kemudian yang di Meikarta, justru tidak start karena masalah teknis,”
“Mobil ini memang seperti punya ikatan sama saya. Kalau dipakai orang lain, pasti enggak mau start,” tutur Ando yang kiprahnya selalu didukung Semen Indonesia, Tbk.
Namun demikian, baik pak Biies dan Ando berniat kalau musim 2022 akan tampil lebih baik.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR