“Apabila kecil seperti anjing atau kucing, tidak apa-apa jika ditabrak, karena menghindar justru bisa membuat kondisi kendaraan hilang kendara dan berakibat fatal seperti kejadian tersebut,” ucap Sony.
Menurut Sony hal itu harus dibarengi dengan mengurangi kecepatan sebelumnya dan pastikan objek tersebut posisinya ada di kolong mobil bukan dilindas ban.
“Gagal antisipasi menghindar akibat kecepatan kendaraan terlalu tinggi dan kurang perhitungan pengemudi sering terjadi. Banyak yang tidak memikirkan hal terburuk adanya objek yang ada di jalan raya. Berbeda cerita kalau kecepatannya rendah, antisipasi bisa terkontrol,” katanya.
Selain itu, ada mitos yang beredar di dunia otomotif. Konon, melindas atau menabrak kucing bisa membuat celaka pengendara yang menabraknya.
Jika tidak ingin celaka, pengendara tersebut harus mengubur kucing yang mati ditabraknya menggunakan baju yang sedang dipakai pengemudi saat itu.
Oleh sebab itu, tidak sedikit pengemudi mobil yang lebih memilih untuk menghindar ketika ada kucing melintas di jalan.
Lantas benarkah mitos tersebut? Menanggapi hal ini, Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, terlepas dari hal itu mitos atau fakta, sebagai pengemudi yang defensive harus dapat memilah dan memilih risiko mana yang risikonya lebih rendah.
“Misalnya bila terpaksa harus menabrak kucing dari pada menghindar dan lebih membahayakan karena misalnya ada kendaraan dari arah berlawanan, maka pengemudi harus memilih untuk menabrak kucing,” ucap Marcell.
Menurut Marcell, hal ini lebih baik dari pada harus mencelakai diri sendiri, penumpang, dan kendaraan lain.
“Namun bila masih aman untuk dihindari coba untuk dihindari, dengan catatan harus melihat situasi dan kondisi,” katanya.
Baca Juga: Rental Avanza, Kijang Innova Sampai Fortuner Buat Mudik 2022, Tarif Lepas Kunci Segini
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR