Dikenal dengan nama ‘Hukum Evin,’ hukum yang berlaku sejak 1991 tersebut bertujuan mengurangi persebaran iklan produk tembakau dan minuman keras.
Hukum tersebut membuat produk-produk tembakau dan minuman keras yang awalnya identik dengan event balap untuk hilang secara perlahan-lahan.
Terutama saat negara-negara lain khususnya di Eropa mengikuti langkah Prancis dan melarang iklan produk-produk tersebut.
Para produsen produk tembakau dan minuman keras pun mencoba untuk ‘mengakali’ larangan terbut.
Seperti mengganti logo mereka dengan slogan, logo kosong, atau varian non-tembakau atau non-alkohol.
Seperti Estrella Galicia 0,0 yang merupakan produk bir non-alkohol lansiran produsen bir asal Spanyol yaitu Estrella Galicia.
Pasalnya, pasal L.3321-1 dari Kode Kesehatan Publik Prancis mendefinisikan minuman keras sebagai minuman dengan kandungan alkohol minimal 1,2 persen.
Namun sejak 2020 lalu, pemerintah Prancis kembali menggalakkan Hukum Evin lewat pasal L.3323-3.
Pasal itu berbunyi, “Propaganda atau iklan tidak langsung dianggap sebagai propaganda atau iklan yang menguntungkan sebuah organisasi, layanan, aktivitas, produk, atau barang selain minuman beralkohol yang, dari desain grafis, presentasi, penggunaan nama, merek, emblem iklan, atau tanda khas, mengingatkan akan minuman beralkohol.”
Hal tersebut membuat para produsen tidak bisa lagi mengiklankan produk non-alkohol karena tetap dianggap sebagai iklan tidak langsung dari produk beralkohol mereka.
Tidak hanya berlaku di MotoGP, efek dari Hukum Evian juga terlihat pada F1 Prancis 2021 lalu.
Di mana beberapa tim seperti Ferrari (Estrella Galicia 0,0), Aston Martin (Peroni), dan Alfa Romeo (Singha) harus mengganti atau menutup logo sponsor produsen minuman beralkohol mereka.
Baca Juga: Terkonfirmasi, Akhirnya Suzuki Mengundurkan Diri dari MotoGP, Ini Alasannya
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR