“Pasti bakal ribet ya, dicek dulu kendaraannya terdaftar atau tidak, pasti butuh waktu, tanpa itu juga sekarang sudah antri,” kata dia.
Tidak hanya penolakan, kebijakan itu juga didukung oleh warga. Misalnya Fahri Afrizal.
Ia mengaku menyambut baik rencana tersebut, jika memang untuk ketepatan sasaran subsidi.
“Awal-awalnya mungkin akan repot, tapi kalau dibaca untuk apa, tujuannya bagus, kan selama ini banyak tuh yang melanggar, misal beli pertalite tapi mobilnya pelat merah,” katanya.
Namun demikian, Fahri meminta kebijakan tersebut tidak dibuat tergesa-gesa dan memikirkan warga di daerah yang belum punya smartphone atau tidak bisa megakses komputer.
“Di kampung saya misalnya di Kecamatn Cileles, banyak petani yang biasa beli pertalite di SPBU, pasti mereka akan terkendala, harus ada pendampingan untuk pendaftaran,” katanya.
Pengawas di SPBU Mandala Rangkasbitung, Doni Pratama, mengatakan hingga saat ini belum ada arahan dari Pertamina Pusat untuk penggunaan aplikasi MyPertamina di sini.
Pihaknya mengetahui rencana tersebut baru dari pemberitaan di media saja.
“Belum ada omongan apa-apa, jadinya di sini pembelian masih manual,” kata dia.
Doni mengatakan, bahkan sebelumnya penggunaan aplikasi MyPertamina di SPBU ini belum pernah ada karena pembayaran masih menggunkan manual.
“Di sini bayar-bayar masih pakai cash, jangankan MyPertamina, pakai LinkAja juga belum bisa,” katanya.
Baca Juga: 11 Daerah Ini Wajib Beli Pertalite dan Solar Pakai MyPertamina, Ada Bandung dan Yogyakarta
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR