Otomotifnet.com - Muncul petisi cabut lampu merah di TKP tragedi truk Pertamina Cibubur.
Penelusuran di situs change.org, petisi dinisiasi akun bernama Umi N.
Syukur, petisi tersebut mendapat atensi dari Polisi.
Tercatat, ada puluhan ribu tandatangan yang mendukung pencabutan lampu lalu lintas tersebut.
Adapun petisi tersebut diduga ditujukan kepada Pemerintah Kota Bekasi.
Sementara dalam deskripsi tertulis asal mula dipasangnya traffic light di lokasi yang sebelumnya tak ada.
Dikatakan karena adanya pembangunan proyek Central Business District (CBD) yang disebut dilakukan oleh perusahaan Citra Grand.
Kemudian, menurut penginisiasi petisi, proyek tersebut membuat dibangunnya lampu lalu lintas untuk keluar masuk kendaraan dari CBD.
Namun, menurutnya, lampu lalu lintas itu disebut justru membahayakan pengguna jalan khususnya kendaraan bermotor dan mobil.
"Sesuai dugaan, lampu merah tersebut sudah memakan korban, hari ini terjadi tabrakan yang memakan korban, kendaraan yang berhenti karena lampu merah dihantam oleh truk dari arah belakang karena turunan."
"Apakah karena mengakomodir pembangunan proyek mengabaikan keselamatan pengguna jalan?," demikian bunyi dari deskripsi petisi tersebut.
Menanggapi itu, Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Aan Suhanan beri penjelasan.
Pihaknya masih belum bisa memastikan benar tidaknya penyebab kecelakaan itu karena kontur jalan dan lampu merah di lokasi.
"Tentu setelah kita olah TKP, setelah dapat rekonstruksi, nanti kita ada FGD (forum group discussion) dengan stakeholder yang ada," kata Aan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, (18/7/22).
Menurut Aan, olah TKP dan FGD tersebut bakal menjadi rekomendasi jika ada temuan apakah benar lampu merah dan kontur jalan penyebab kecelakaan maut tersebut.
"Mulai dari rambu, termasuk traffic light, nanti akan kelihatan manfaat maupun posisi di situ memungkinkan gak menggunakan traffic light," ujarnya.
"Kita akan berikan rekomendasi setelah FGD," sambung Aan.
Di sisi lain, Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latief Usman tidak menemukan bekas pengereman di TKP.
"Kalau kami cek di lapangan belum ada bekas rem. Untuk lebih lanjut kami akan lakukan pemeriksaan kendaraan ini dengan teknisi," katanya.
Menurut Latif, truk pengangkut BBM tersebut, diduga menabrak motor dan mobil karena kontur jalan menurun.
Meski demikian, Ia belum dapat memastikan apakah truk Pertamina itu mengalami kendala di bagian pengeraman.
"Struktur jalan menurun sepanjang 150-200 meter, di ujung ada lampu merah. Di situ saat lampu merah berhenti kendaraan mendorong dari belakang," ungkap Latif.
Latief juga mengungkapkan penyidik akan memeriksa fungsi pengereman dari truk tersebut.
"Ini akan kami dalami daripada pemberitaan sumir. Kami lihat nanti soal fungsi rem, juga kami koordinasikan dengan Dinas Perhubungan," tandasnya.
Diketahui, lokasi kecelakaan di jalan alternatif Cibubur, tepatnya Jl Transyogi, Jatirangga, Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat.
Tepatnya sekitar pukul 15:30 WIB, (18/7/22).
Baca Juga: Tragedi Berdarah Truk Pertamina, Gilas Motor dan Mobil, Korban Tewas 10 Orang
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR