Otomotifnet.com – Kami berkesempatan menjajal langsung Chery Tiggo 8 Pro, SUV gambot dari PT Chery Sales Indonesia, rakitan Bekasi.
Chery Tiggo 8 Pro yang kami tes adalah varian teratas (Premium), yang dijual dengan harga 548,5 juta.
Selain dibekali desain mewah, serta fitur canggih termasuk Advance Driving Assist System (ADAS), yang menarik adalah dapur pacunya.
SUV gambot ini dibekali mesin 4 silinder berkapasitas 2.000 cc dengan doping turbo yang mampu menelurkan daya hingga 250 dk dan torsi buas hingga 390 Nm.
Output ini bisa jadi yang terbesar di kelasnya.
Paling mengasyikkan kalau diajak berakselerasi, untuk mencapai kecepatan 100 km/jam, dari kondisi diam hanya butuh waktu 7,5 detik saja.
Angka tersebut jauh lebih kencang dibandingkan dengan rival terdekatnya yaitu Hyundai Santa Fe 2.5L Signature yang dibekali mesin 2.500 cc 4 silinder MPi bertenaga 180 dk.
Dengan catatan akselerasi 0-100 km/jam ditempuh dalam waktu 10,3 detik.
Lalu, torsinya yang besar, bahkan bikin gejala overspin saat kaki menginjak penuh pedal gas.
Namun performa yang galak ini, sangat menyenangkan saat diajak berlari di kecepatan menengah ke atas.
Sebagai informasi, Chery Tiggo 8 Pro dilengkapi dengan Transmisi dual clutch 7 percepatan.
Oiya, ada 3 mode berkendara dihadirkan, Eco, Normal dan Sport.
Mode berkendara ini mengatur respon pedal gas dan setir.
Soal konsumsi bensin Chery Tiggo 8 Pro kurang lebih sama dengan Hyundai Santa Fe, dalam pengetesan rute dalam kota (kecepatan rata-rata 22 km/jam) didapat angka 10,3 km/liter.
Sedangkan di rute tol dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam didapat angka 13,6 km/liter.
Catatan angka tersebut memang sedikit lebih boros dibandingkan Santa Fe yang sekitar 16 km/liter.
Buat yang mencari SUV gambot dengan mesin yang bertenaga, Chery Tiggo 8 Pro bisa jadi salah satu opsinya.
DATA TEST AKSELERASI
0-60 km/jam : 3,9 detik
0-100 km/jam : 7,5 detik
40-80 km/jam : 3 detik
0-201 meter : 10,3 detik
0-402 meter : 15,6 detik
KONSUMSI BBM
Dalam kota : 10,3 km/liter
Tol: 12,5 km/liter
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR