Otomotifnet.com - Sistem jalan berbayar rencana akan diterapkan di Jakarta.
Sebab dianggap lebih tokcer untuk memusuhi kemacetan jalan di Jakarta.
Sedangkan mulai sistem 3 In One sampai ganjil genap dianggap belum mampu urai macet Jakarta.
Pendapat ini disampaikan Pemerhati Transportasi dan Hukum, Budiyanto.
Ia mengatakan, rencana sistem jalan berbayar di Jakarta sebenarnya sudah mencuat sejak 2016.
Namun sampai sekarang sistem bernama Electronic Road Pricing (ERP) tersebut belum terwujud.
Budiyanto menilai, dibandingkan sistem 3 In One dan ganjil-genap, ERP lebih efektif dan tepat sasaran.
"Menurut hemat saya dari beberapa sistem pengendalian lalu lintas yang paling efektif adalah ERP," kata Budiyanto, (9/1/23).
"Sebab pengendalian dengan sistem ERP tidak ada pengecualian, dalam arti bahwa pengguna jalan waijb untuk membayar dengan besaran bayaran sesuai apa yang telah ditentukan atau besar kecilnya biaya akan ditentukan tingkat kepadatan," kata dia.
Untuk diketahui, sistem 3 In One diberlakukan pada 2016 dan dihentikan pada 2018.
Lalu digantikan sistem pembatasan ganjil genap berdasarkan pelat nomor mobil.
Saat ini sistem ganil genap masih berlaku di sejumlah ruas jalan menunggu sistem ERP diresmikan di DKI Jakarta.
Budiyanto menilai, berbeda dengan sistem 3 In One serta ganjil genap yang hanya membatasi gerak dan jumlah kendaraan, dana hasil ERP bisa dialokasikan untuk kegiatan lain yang bermanfaat seperti pembangunan jalan.
"Hasil dari sistem ERP dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan dan fasilitas pendukung jalan lainnya," tandasnya.
Baca Juga: Jakarta Akan Terapkan Jalan Berbayar Atau ERP, Tarif Mulai Rp 5 Ribuan
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR