Ia juga tak mengetahui lagi nasib sopir, kondektur atau pengusaha jasa transportasi umum itu karena putus kontak.
Merosotnya jumlah bus di terminal Sukoharjo itu tak lepas dari sepinya penumpang yang menggunakan jasa transportasi darat.
Untuk bepergian, sebagian masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi dan transportasi online
Merosotnya jumlah transportasi umum di Sukoharjo ini memengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi angkutan.
Apalagi saat pandemi Covid 19, pemerintah memberikan kelonggaran pengusaha jasa transportasi dengan menggratiskan retribusi selama 2 tahun.
Ia mengatakan, penurunan pendapatan dari retribusi mencapai 40 persen di banding dulu.
Meski demikian, pihaknya tetap memberikan pelayanan maksimal, di antaranya dengan mengoptimakan fasilitas untuk kenyamanan penumpang.
"Trayeknya sekarang juga berkurang, dulu ada 6 sekarang tinggal 2," katanya.
Baca Juga: Bus AKAP dan AKDP Tak Boleh Beroperasi, Masih Ngeyel, Sanksi Tegas Menunggu
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR