Otomotifnet.com - Biosolar masih jadi pilihan bahan bakar buat mobil diesel.
Terlebih saat ini pemerintah menaikkan kadar minyak nabati atau biodiesel menjadi 35% (B35) dari yang sebelumnya hanya 30% (B30).
Yang perlu diketahui, penggunaan biodiesel pada mobil diesel ini mengharuskan kita melakukan kuras tangki lebih sering.
Hal ini dijelaskan oleh Erick Budiman pemilik bengkel Jakarta Diesel Squad (JDS) di Jl. Kalimalang, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
"Jika rutin menggunakan biodiesel apalagi mobil yang jarang dipakai akan menimbulkan endapan kotoran di dasar tangki," buka Erick.
"Endapan kotoran ini yang bisa membuat aliran bahan bakar tersumbat," tambahnya.
Biodiesel yang berada lama di dalam tangki bahan bakar akan menyebabkan timbulnya sludge atau endapan logam sulfide.
Endapan kotoran logam sulfide yang banyak menumpuk ini akan dasar tangki membuat filter solar di tangki jadi mudah kotor.
Sludge ini juga akan masuk ke filter solar atas dan membuatnya cepat kotor.
"Disarankan kuras tangki dilakukan setiap 40.000 km sampai 50.000 km," terangnya.
Jika dilakukan lebih lama dikhawatirkan endapan sludge bahan bakar akan lebih menumpuk.
"Efeknya mobil bisa tersendat-sendat karena filter yang tertutup slude bahan bakar," jelasnya lagi.
Itulah alasan kenapa harus kuras tangki lebih cepat jika menggunakan biosolar.
Baca Juga: Mesin Diesel Modern Tenggak Biosolar, Hindari, Banyakan Efek Jeleknya
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR