Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menilai pencampuran, 5 persen bioetanol ke BBM Pertamax pada dasarnya menyumbang hanya sedikit pada pengurangan emisi CO2.
Di sisi lain, Fahmy menilai blending bioetanol dengan Pertamax, hanya akan membuat harga BBM mengalami kenaikan.
Misalkan, jika blending dilakukan pada Pertalite, dari harga Rp 10.000 per liter menjadi Rp 12.000 per liter.
“Dengan blending itu harganya kan jadi lebih mahal, karena untuk Pertalite yang harga Rp 10.000, dengan blending itu menjadi Rp 12.000. Dengan begitu, nanti subsidinya jadi naik, begitu juga dengan Pertamax,” lanjutnya.
Baca Juga: Warna Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo Beda-beda, Ini Tujuannya
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR