Otomotifnet.com - Punya mobil baru atau bekas, Anda wajib tahu kapan saatnya melakukan sporing dan balancing roda.
Jangan mengira bahwa setelah beli mobil baru atau bekas, hanya perlu melakukan perawatan rutin seputar mesin dan pengecekan kelistrikan saja.
Kaki-kaki juga wajib dilakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala loh.
Apalagi jika ditemui ada keanehan pada handling kendaraan.
Sebab, kondisi jalan di Indonesia yang tidak semua mulus, sehingga bisa saja menyebabkan setelan kaki-kaki berubah, atau putaran roda jadi tidak balance.
Mungkin Anda pernah mengalami mobil bergetar saat melaju pada kecepatan tertentu?
Nah, itu salah satu efek dari putaran roda yang tidak seimbang atau tidak balance tadi.
Sementara soal perubahan pada setelan kaki-kaki yang dimaksud antara lain sudut toe, sudut chamber dan sebagainya.
Perubahan tersebut juga dapat mempengaruhi kestabilan laju kendaraan, serta bisa juga mempercepat permukaan ban termakan tidak rata.
“Jadi kalau ditemui permukaan ban termakan pada salah satu sisi, umumnya disebabkan oleh terjadinya perubahan setelan pada kaki-kaki,” papar Rendi Kristia Darmawan, Kepala Mekanik bengkel Nawilis di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Nah, untuk menghindari hal itu, Rendi sangat disarankan melakukan spooring dan balancing secara periodik.
Tapi setiap berapa kilometer kah disarankan untuk dilakukan kedua perawatan roda ini?
“Untuk balancing roda disarankan dilakukan minimal setiap jarak tempuh 10.000 kilometer atau 6 bulan sekali. Namun bila sebelum masa tersebut kita merasakan ada getaran pada roda kemudi saat mobil melaju di kecepatan tertentu, segera lakukan pengecekan pada roda, dimana mungkin roda butuh dilakukan balancing, atau bahkan spooring,” jelas Rendi.
Menurut pengalaman Rendi, permasalahan getar yang muncul akibat roda tidak balance, umumnya terjadi pada kecepatan 70 – 80 km/jam.
“Berasa di stir ada vibrasi. Getarannya seperti kita pegang handphone, ada panggilan masuk. Mengenai seberapa kencang getarannya, tergantung kondisi balance rodanya,” tukasnya lagi.
Selain itu, bila vibrasi terjadi pada kecepatan di atas 80 km/jam, umumnya teknik balancing rodanya berbeda dari biasanya (ban dilepas dan dibalancing pada mesin balance).
“Di Nawilis itu ada dua macam teknik. Pertama ban dicopot dan dibalans di mesin balancing sampai putaran ban benar-benar seimbang,” jelas Rendi.
Berikutnya, lanjut Rendi, dilakukan dalam kondisi ban terpasang di mobil alias on the car, menggunakan alat khusus.
“Teknik ini disebut finish balance. Lebih ampuh mendeteksi vibrasi roda pada kecepatan tinggi. Karena putaran roda bisa dipengaruhi oleh mur atau laher roda yang gaya sentrifugalnya tidak rata,” imbuhnya.
Oiya, kata Rendi tak hanya saat roda mengalami vibrasi saja dianjurkan melakukan balancing ini.
“Setiap kita ganti ban, wajib melakukan balancing,” tukasnya.
Nah, setelah malakukan balancing pada roda, dilanjutkan melakukan spooring agar pengendalian mobil kesayangan lebih mantap dan stabil.
“Spooring ini juga dianjurkan dilakukan setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali. Minimal 1 tahun sekali deh,” tutupnya.
Tuh, jangan sepelekan perawatan roda kendaraan Anda ya sob! DiC
Baca Juga: Ini Ciri-ciri Ban Mobil Diesel Wajib di Balancing, Awas Bisa Belok Sendiri ke Warteg
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR