"Beda, mobil yang menanjak dari bawah lancar pasti lolos. Kalau sudah berhenti di tanjakan, butuh momentum untuk bisa menanjak. Makanya, penumpang di suruh turun dulu supaya kuat," kata Jusri (30/4/2023).
Ketika berhenti di tanjakan, menurut Jusri, mobil berpenggerak roda depan (FWD) dan belakang (RWD) tidak ada bedanya, keduanya membutuhkan tenaga yang besar untuk menaklukkan tanjakan ekstrem tersebut.
Masalah lainnya soal faktor pengemudi, berkaitan dengan jam terbang mengemudi, dan ketenangan dalam mengambil keputusan secara sigap.
Situasi macet yang terjadi di tanjakan membuat banyak pengemudi panik dan kesulitan untuk menguasai kendaraan.
"Pengemudi yang panik kan dia tidak dapat menerapkan skill-nya. Misalnya berhenti di tengah tanjakan, jika tenang, untuk menguasai gas, rem, dan kopling seharusnya mudah. Tapi, bila panik itu semua terasa sulit," ucap Jusri.
Kesulitan untuk menanjak juga bisa terjadi karena kondisi mobil yang bermasalah.
Kepala Bengkel Nasmoco Janti Yogyakarta Bambang Sri Haryanto mengatakan, tenaga mobil yang ngedrop di tanjakan bisa disebabkan masalah pada mesin atau transmisi.
Menurutnya, banyak kasus mobil yang tidak kuat menanjak karena pemilik mobil tidak mempersiapkan perawatan kendaraannya khusus untuk pergi berlibur atau mudik.
"Faktor kedua adalah kendaraan, mobil yang digunakan untuk mudik atau bepergian seharusnya dipersiapkan. Di tanjakan mobil bisa kesulitan karena masalah mesin atau transmisi, terutama kopling yang sudah aus," kata Bambang.
View this post on Instagram
Baca Juga: Cara Engine Brake Mobil Matik di Jalan Menurun, Mainkan Rem dan Gigi
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR