“Dalam Permenperin 6 Tahun 2022, pemerintah menargetkan produksi BEV roda empat mencapai 400 ribu unit, 2030 sebesar 600 ribu unit, dan 2035 sebanyak 1 juta unit,” sambung Taufiek.
Sementara itu, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan HEV mencapai 17.280 unit per Juni 2023, dengan porsi 3,4% terhadap total pasar.
Baca Juga: Sulit Jual Mobil Listrik Ketimbang Hybrid, Pengamat Sarankan Ini
Jumlah penjualan HEV tersebut jauh melebihi BEV, yang hanya 5.850 unit.
Penjualan HEV sampai Juni 2023 sudah melampaui torehan sepanjang 2022 yang mencapai 10.344 unit.
Hal ini pula yang mendorong hadirnya dua model anyar, Toyota Innova Zenix dan Yaris Cross.
Menyoal wacana insentif mobil hybrid yang akan ditambah, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, menanggapi positif.
Kukuh menegaskan, sektor transportasi adalah kunci untuk menurunkan emisi di Indonesia.
Oleh karenanya, sektor ini dituntut menyediakan teknologi pengurangan emisi yang cocok di Indonesia.
Jadi apapun teknologinya, jika mampu mereduksi emisi gas buang secara signifikan.
Maka perlu diberikan dukungan.
Termasuk teknologi BEV yang justru lebih mudah diterima masyarakat.
“Prinsipnya, Gaikindo mendukung semua pilihan teknologi untuk menurunkan emisi. Soal mana yang lebih disukai, itu diserahkan ke konsumen,” terang Kukuh.
Selain menyediakan pilihan powertrain ramah lingkungan, dia menegaskan, industri otomotif siap meningkatkan pemanfaatan energi bersih.
Seperti B30 yang dinaikkan menjadi B35 pada Februari 2023.
“Bahkan, industri otomotif Indonesia siap menggunakan bahan bakar bensin dengan campuran etanol 5% hingga 10%,” jelas pria ramah ini.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR