Menurutnya dari ketiga poin di atas, hanya poin kepribadian saja yang dianggap dinamis. Poin kognitif dan psikomotorik dianggap statis, alias memiliki standar.
“Biasanya pemohon yang gagal itu cenderung memiliki tingkat emosional tinggi dan respon rendah. Kenapa digagalkan? Karena dianggap berbahaya,” katanya.
Berdasarkan data tersebut, Riyan menepis anggapan jika semakin tua usia seseorang, semakin siap pula ia untuk berkendara.
Meski begitu, Riyan juga mengungkap data menarik lainnya soal pengaruh berkendara terhadap tingkat kematangan seseorang.
Menurutnya, seorang yang sudah memiliki SIM C selama setidaknya 2 tahun, kondisi psikologisnya atau mentalnya cenderung lebih baik saat melakukan ujian SIM A.
“Jadi ada orang-orang yang sudah punya SIM C, bikin waktu masih remaja. Saat bikin SIM A, nilai ujian psikologinya bagus. Kemungkinan besar karena kognitif dan psikomotoriknya sudah teruji,” ujarnya.
Baca Juga: Aturan Main Tilang Sistem Poin, Lakukan Pelanggaran Ini SIM Dicabut Permanen
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR