Otomotifnet.com – Seperti kita ketahui bahwa pada mobil elektrifikasi jenis hybrid, masih menggunakan mesin pembakaran dalam dipadu dengan motor listrik.
Baik yang jenis hybrid-nya mild hybrid, serial, pararel, hingga serial – pararel.
Nah, meski mesin pembakaran dalamnya similar dengan mobil konvensional, yakni sama-sama 4-langkah, namun beda di siklus pembakarannya.
Pada mobil hybrid umumnya menggunakan mesin dengan siklus Atkinson, sementara mobil konvensional pakai siklus Otto.
Baca Juga: Kerja Mesin Hybrid dan Mesin Bensin Yaris Cross Bisa Dipantau Lewat Head Unit
Hal ini lantaran mesin pembakaran dalam pada mobil hybrid kerap bekerja silih berganti, sehingga dibutuhkan mesin dengan tekanan kompresi yang lebih rendah.
Selain itu, perbedaan selanjutnya ada pada tingkat kekentalan oli mesinnya.
“Mobil hybrid butuh oli yang lebih encer. Biasanya depannya 0W, lalu atasnya paling tinggi 20W,” beber Arief Hidayat, CEO & Founder Wealthy Group dalam sebuah talk show bertema “Peran Pelumas Di Tengah Maraknya Kendaraan Listrik” di Gading Serpong, Tangerang, Sabtu (11/11/2023) kemarin.
Kenapa harus lebih encer? “Karena mesin pembakaran dalamnya kan nyala-hidup terus. Jadi ketika mobil dalam kondisi bergerak, lalu yang tadinya mesinnya mati untuk menghemat bahan bakar tiba-tiba nyala, maka butuh pelumas yang bisa bergerak cepat menyebar ke seluruh bagian mesin,” jelas pria yang mendapatkan gelar Master Enegineering di Institut teknologi otomotif di Inggris ini.
Dan pelumas yang bisa cepat masuk ke celah mesin-mesin kata Arief adalah yang punya kekentalannya (SAE) paling rendah.
Dengan kata lain, bila pemilik mobil hybrid salah menggunakan oli yang lebih kental, resiko mesin cepat rusak akan semakin besar.
Oiya, saat ini Wealthy sudah mengeluarkan oli mesin untuk mobil hybrid dengan SAE 0W-16.
Bahkan tak lama lagi akan dirilis pula yang SAE 0W-8. Woww.l lebih encer lagi nih!
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR