"Ketiga, maintenance. Ternyata sama saja dengan mesin bensin ICE (internal combustion engine). Bagi mereka ternyata ini penting"
"Lalu keyakinan akan kualias baterai dan harganya. Dengan kita meluncurkan garansi 8 tahun, menimbulkan keyakinan, kalau nanti disuruh ganti barterai, harganya terjangkau," ulas Henry lagi.
"Terakhir resale value hybrid sudah lama. Dari 2009 resaleva value cukup baik membuat kita yakin ke depan akan makin baik," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Henry juga menunjukkan pertumbuhan penjualan mobil hybrid di tanah air.
Dari 3.000 unit di 2021, lalu naik jadi 20 ribu di 2022 dan melonjak jadi 61 ribu unit di 2023.
"Jadi kalau kita lihat steppingnya, tiga tahun terakhir naik lebih dari 18 kali lipat. Jadi ini satu bentuk nyata penerimaan masyarakat terhadap teknologi elektrifikasi," ulasnya.
Lalu bagaimana dengan Toyota dan Lexus? Ia membandingkan penjualan tahun 2022 dan 2023.
"Membandingkan tahun 2022 dan 2023, kita naik 8 kali lipat. Yaitu mulai 4 ribu jadi 37 ribu unit tahun lalu. Market share kita naik dari 20-an persen jadi lebih dari 50 persen di 2023," ucapnya.
Melihat komposisi teknologi yang diusung, terbanyak hybrid 67%, BEV 20 persen, sisanya plug in hybrid.
Tercatat, sepanjang 2023, sebanyak 11 persen penjualan mobil Toyota di Indonesia berteknologi elektrifikasi, sebanyak 37.736 unit.
Dengan tiga top model penjualan mobil elektrifikasi yaitu Innova innova Zenix Hybrid, Yaris Cross Hybrid dan Corolla Cross Hybrid.
Selain soal penjualan, sisi lain dampak elektrifikasi ini yakni benefit terhadap lingkungan dengan 36.911 unit Toyota elektrifikasi yang terjual.
"Yang pasti dampak emisi yang lebih rendah itu jadi faktor pendorong ketika konsumen memberi feedback tentang hybrd. Ternyata, jika digunakan secara normal, bisa mengurangi 210 ribu ton CO2. Jadi ini luar biasa," papar Henry.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR