Khususnya dinding ban yang menopang bobot keseluruhan mobil saat melaju.
"Seharusnya dinding ban bisa tegak, tapi tekanan angin kurang jadi amblas," sebut Sugiartono.
"Ban tidak bisa meredam getaran dan impact lebih baik, jadi rentan pecah," sambungnya.
Saat menerima impact, energi yang diterima dinding ban terlalu besar.
Dinding ban menerima tekanan berlebih ditambah tekanan bobot dari mobil.
Konstruksi kawat dinding ban dari dalam bisa putus dan membuat celah atau lubang.
"Dari dalam sudah rusak, akhirnya ban pecah," tekan Sugiartono.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ternyata Tambal Cacing Tidak Berfungsi Untuk Menambal Ban
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR