Otomotifnet.com - Membuat performa Honda Stylo 160 lebih ngacir cukup mudah. Tanpa harus menyentuh (oprek) di sektor mesinnya.
Walau Honda Stylo 160 dibekali dengan mesin powerful eSP+ 160 cc. Hasilnya secara performa, cukup kencang di kelas skutik 150-160 cc.
Secara spesifikasi skutik yang menyandang Bike of The Year di ajang OTOMOTIF Award 2024 ini mengendong mesin 1 silinder 156,9 cc SOHC 4 katup water cooled injeksi berkarakter overbore. Dengan ukuran bore x stroke 60 x 55,5 mm.
Honda mengklaim mesin ini menghasilkan tenaga maksimum 15,2 dk di 8.500 rpm dan torsi 13,8 Nm di 7.000 rpm.
Berdasarkan data tes akselerasi OTOMOTIF Stylo 160 hanya butuh waktu 4,77 detik mencapai kecepatan 60 km/jam dari diam.
Sementara 0-100 km/jam 14,73 detik, kalah tipis dari Vario 160 di 14,3 detik. Cukup kencang buat skutik retro!
Namun, untuk kebutuhan harian rupanya Mona, pemilik Stylo 160 putih ini merasa performa ternyata masih kurang nendang.
“Iya buat harian supaya lebih enak aja sih tarikannya, soalnya kan kalau standar performanya kurang dan suka agak kosong tarikannya,” ujarnya.
Karena ia bekerja di workshop spesialis performa Ultra Speed Racing (USR), maka bukan perkara sulit untuk mengupgrade performa Stylo.
Freddy A. Gautama, owner USR pun menjabarkan apa saja ubahan yang masih terbilang ringan untuk bikin enak Stylo 160 ini. Biaya yang dihabiskan juga masih dalam kisaran Rp 3 jutaan.
Berikut detail dan point yang diupgrade oleh bengkel yang bermarkas di Ruko Bavaria No.27 Gading Serpong, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten ini.
Baca Juga: Upgrade Performa Yamaha NMAX 155, Mesin 209 cc, Pakai Injector XMAX
1. CVT
Mesin secara garis besar dibiarkan standar, ubahan pertama lebih fokus pada CVT sebagai penyalur tenaga mesin ke roda.
Satu set perangkat CVT kini pakai pulley set dari SRP. Isinya ada mangkok ganda, puli depan, per CVT 1.200 rpm, kampas ganda dan roller.
Ada beberapa perbedaan set CVT SRP, puli depan jalur roller lebih panjang dan kemiringan puli dibuat 13,8 derajat. Untuk rollernya dibuat lebih ringan, saat ini pakai bobot 15 gr dari sebelumnya 20 gr.
“Tujuannya mengubah power band. Makanya dari depan (putaran bawah) dia bisa langsung akselerasi,” jelas Freddy.
Rincian harganya, pulley SRP Rp 550 ribu, mangkok ganda SRP Rp 550 ribu, per CVT 1200 rpm Rp 85 ribu, roller SRP 15 gr Rp 85 ribu dan kampas ganda SRP Rp 500 ribu. Dengan biaya jasa pasang CVT Rp 50 ribu.
2. Koil
Selanjutnya koil diganti pakai keluaran SRP seharga Rp 500 ribu. Koil generasi terbaru ini berwarna ungu dari sebelumnya warna biru.
Secara spek koil SRP bewarna ungu ini voltasenya lebih besar, di atas 40.000 Volt dan charging time lebih kecil di 2,2 ms, jadi melepasnya lebih cepat.
Baca Juga: Honda PCX 160 Tenaga Nambah Tanpa Bore Up, Upgrade Pengapian Aja
Penggantian koil untuk membuat pengapian lebih stabil. Secara powerband lebih stabil dari rpm bawah sampai atas.
3. Kipas Magnet
Selain CVT dan koil, kipas magnet aluminium buatan SRP juga dipasang di Stylo 160 ini.
Menurut Freddy efeknya pendinginan lebih maksimal dan dengan bobot yang lebih berat dapat memberi gaya inersia lebih baik.
Bertujuan memberi respons mesin yang lebih bertenaga, apalagi dalam penggunaan stop & go.
“Mesin matik mengandalkan torsi, jadi kalau pakai kipas yang enteng justru malah kehilangan torsi,” sebut Freddy.
Kipas magnet SRP yang dibuat dengan metode CNC ini dijual Rp 800 ribu.
4. Remap ECU
Ubahan terakhir, ECU standar diremap untuk menyempurnakan performa motor. Remap ECU kena biaya Rp 250 ribu.
Freddy menyebut setingan bensin dibuat lebih basah kemudian timing dinaikkan.
“Honda dibuat irit banget dari pabrikan, dibuat lebih basah biar lebih enak motornya,” ujar pria ramah ini.
Hasilnya untuk harian kini performa Stylo 160 dianggap lebih memuaskan oleh Mona.
“Untuk top speed juga tembus 142 km/jam setelah pasang part upgrade. Standarnya tidak sampai 130 km/jam,” tutupnya.
Wah asyik sekarang lebih ngacir deh!
Ultra Speed Racing: 0817-858-080
Baca Juga: Honda Stylo 160 Dikukuhkan Sebagai Bike of The Year di OTOMOTIF Award 2024, Ini Sebabnya
Editor | : | Panji Maulana |
KOMENTAR