Oleh sebab itu, busi yang berbahan platinum cenderung memiliki kemampuan menahan panas 21% lebih baik dibanding busi berbahan nikel.
Ini disebabkan oleh tingginya nilai titik lebur Platina, sehingga mampu bertahan pada suhu ruang bakar yang tinggi.
Keunggulan inilah yang digunakan oleh merek busi NGK, dengan menciptakan G-Power, busi yang dikembangkan dengan teknologi platinum sebagai bahan dasarnya.
Tak hanya itu, NGK G-Power punya diameter 0,6 mm di bagian elektroda tengahnya.
Jauh lebih kecil dibanding busi standar berbahan nikel dengan diameter 2,0 mm.
Dengan diameter elektroda tengah (center electrode) yang lebih kecil, akan membuat pengapian jadi lebih fokus dan presisi.
Bentuk ground electrode-nya pun berbeda. Di NGK G-Power pakai trapesium, sedangkan di busi nikel kotak persegi.
“Bentuk seperti ini (trapezium) memperkecil adanya hambatan, sehingga dapat menghasilkan penyebaran api yang lebih cepat,” jelas Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, produsen busi merek NGK.
"Efeknya tentu akan membuat pembakaran jadi lebih sempurna, sehingga bukan saja dapat meningkatkan performa mesin, tepi juga akan membuat efisiensi bahan bakar jadi lebih irit," lanjut Diko.
Secara harga, busi dengan bahan platinum memang sedikit lebih mahal dibanding busi standar berbahan nickel alloy.
Namun, masih lebih terjangkau dibanding busi iridium.
Di official store NGK Busi Indonesia yang ada di beberapa marketplace, busi NGK G-Power dengan bahan platinum dibanderol di kisaran Rp 50.000-an sampai Rp 70.000-an per piece.
Baca Juga: Baru Tahu, Ini Bedanya Rambatan Api Busi Standar Vs NGK G-Power Di Dalam Ruang Bakar
Editor | : | Panji Maulana |
KOMENTAR