Rasio kompresi pun naik dari 11,2:1 di Lexi 125 jadi 11,6:1 di Lexi LX 155.
Dengan berbagai perubahan di atas, performa mesin Lexi LX 155 memang meningkat.
Tenaga maksimal Lexi LX 155 diklaim sama persis dengan NMAX maupun Aerox 155, 15,2 hp (11,3 kW) di putaran mesin 8.000 rpm.
Dengan torsi maksimal 14,2 Nm di kitiran 6.500 rpm.
Tenaga dan torsi naik drastis dari Lexi 125, yang tenaga maksimalnya cuma 11,7 dk (8,75 kW) di 8.000 rpm dan torsi maksimal 11,3 Nm di 7.000 rpm.
Impresinya ketika digunakan harian memang jauh berbeda.
Lexi LX 155 terasa sangat responsif, buka gas sedikit saja langsung ngacir.
Efeknya untuk stop and go di jalan perkotaan yang cenderung padat terasa lebih sat-set.
Bahkan dibanding Vario 160 rasanya lebih responsif.
Kemudian ketika ketemu jalan yang lancar atau saat mau menyalip, tinggal buka gas lebih dalam maka Lexi LX 155 akan langsung meluncur secara cepat. Larinya super enteng!
Makin asyik lagi saat putaran mesin menyentuh angka 6.000 rpm.
Ketika VVA akan aktif, yang ditandai logo VVA di spidometer menyala dan terdengar suara klik dari area mesin.
Itu menandakan solenoid VVA bekerja, rasanya seperti ada tambahan NOS ke mesin.
Mendadak terasa ada dorongan tenaga dan torsi yang sangat spontan. Uhuy!
Jadi buat penggunaan harian, karakter mesin Lexi LX 155 memang sangat menyenangkan. Enak dari bawah sampai atas.
Jadi pengguna Lexi LX 155 mestinya tak perlu lagi melakukan bore up, seperti yang sering dilakukan para pengguna Lexi 125.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR