Secara umum, sokbreker belakang skubek memiliki usia pakai yang lebih singkat dibanding suspensi depan.
Ini lantaran sebagian skubek mengaplikasi suspensi tunggal yang letaknya di sebelah kiri. Beda dengan monosok yang diterapkan pada kategori bebek atau sport yang letaknya center alias di tengah.
“Biasanya memang suspensi belakang yang lebih duluan diganti dibanding dengan depan. Waktunya tidak bisa ditentukan. Ada yang sudah berumur 3 tahun kondisi suspensi belakang masih bagus, tapi terkadang ada juga motor yang baru 2 tahun dipakai sudah mesti ganti sok,” jelas Guntur, mekanik Ramaya Motor, bengkel Honda di wilayah Meruya, Jakarta Barat.
Menurut Guntur, cepat tidaknya sebuah suspensi diganti tergantung dari cara pemakaian dan jalur yang sering dilewati. “Dua hal inilah yang sangat mempengaruhi. Kalau cara bawanya tidak apik, ada lubang disikat, polisi tidur dihajar, pasti bakal cepat rusak,” jelasnya. Selain itu, kondisi jalur yang dilewati, misalnya, banyak lubang dan jalan keriting akan mempercepat keausan suspensi.
Memi Dimyati, mekanik Suzuki Meril yang berada di Teluk Gong, Jakarta Barat mengungkapkan ada beberapa indikasi kalau suspensi rusak. Pertama, tendangan balik (rebound) lembut, goncangan jadi lebih kencang dan, “Kalau berbelok goyang,” cetusnya.
Secara fisik mengetahui suspensi sudah rudak memang agak sulit. “Karena sebagian besar fungsi komponen terletak di dalam tabung sok,” tambah Guntur.
“Biasanya memang suspensi belakang yang lebih duluan diganti dibanding dengan depan. Waktunya tidak bisa ditentukan. Ada yang sudah berumur 3 tahun kondisi suspensi belakang masih bagus, tapi terkadang ada juga motor yang baru 2 tahun dipakai sudah mesti ganti sok,” jelas Guntur, mekanik Ramaya Motor, bengkel Honda di wilayah Meruya, Jakarta Barat.
Menurut Guntur, cepat tidaknya sebuah suspensi diganti tergantung dari cara pemakaian dan jalur yang sering dilewati. “Dua hal inilah yang sangat mempengaruhi. Kalau cara bawanya tidak apik, ada lubang disikat, polisi tidur dihajar, pasti bakal cepat rusak,” jelasnya. Selain itu, kondisi jalur yang dilewati, misalnya, banyak lubang dan jalan keriting akan mempercepat keausan suspensi.
Memi Dimyati, mekanik Suzuki Meril yang berada di Teluk Gong, Jakarta Barat mengungkapkan ada beberapa indikasi kalau suspensi rusak. Pertama, tendangan balik (rebound) lembut, goncangan jadi lebih kencang dan, “Kalau berbelok goyang,” cetusnya.
Secara fisik mengetahui suspensi sudah rudak memang agak sulit. “Karena sebagian besar fungsi komponen terletak di dalam tabung sok,” tambah Guntur.
Namun demikian, ia memberikan sedikit penjelasan, bahwa dengan memperhatikan cairan di sekitar batang sok sudah bisa menjadi indikasi bahwa suspensi bermasalah.
“Misalnya di batang sok ada oli. Ada kemungkinan sil soknya sudah aus atau as soknya yang sudah baret,” ungkap Guntur.
Kalau mendapati kejadian seperti harus secepatnya diantisipasi. “Untuk sok depan bisa direpair atau perbaiki per part. Jangan terlalu lama menunggu untuk diperbaiki. Karena akan merusak bagian bagian lainnya,” tambah Memi.
Kalau mendapati kejadian seperti harus secepatnya diantisipasi. “Untuk sok depan bisa direpair atau perbaiki per part. Jangan terlalu lama menunggu untuk diperbaiki. Karena akan merusak bagian bagian lainnya,” tambah Memi.
Untuk suspensi belakang menurut Memi dan Guntur kalau sudah rusak sebaiknya tidak diperbaiki. Karena, usia pakai setelah perbaikan sangat pendek. “Susah diperbaiki, harus ganti satu set,” jelasnya.