Perpindahan Transmisi Otomatis Menyentak, Beda Sistem Lain Problem

billy - Selasa, 27 September 2011 | 08:04 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Transmisi otomatik, tentu diciptakan agar pengendaraan menjadi lebih nyaman, baik untuk pengemudi maupun penumpangnya.
 
Bagaimana tidak, semua percepatan akan berpindah secara otomatis, sesuai dengan kondisi jalan dan putaran mesin. Tetapi, kenyamanan ini akan menjadi kondisi tidak menyenangkan.
 
Misalnya perpindahannya tak berlangsung halus, ada sentakan yang seolah-olah tunggangan melaju seperti menunggangi kuda. Kenapa ya?

UTAMAKAN OLI

Belakangan, perjalanan Nita, seorang karyawati swasta sedikit terganggu. Suzuki Baleno matik keluaran 2000 kerap membuatnya tak nyaman. "Ketika sedang melaju, lantas pas perpindahan ‘gigi' kaya tersentak," ungkapnya.

Seperti terlambat, seharusnya sudah berpindah, tetapi masih pada posisi sebelumnya.
 
Hal ini akan terasa bagi pengemudi yang terbiasa menggunakan mobilnya, alhasil secara refleks pedal gas sedikit diinjak karena ingin laju tunggangan lebih cepat, namun ternyata perpindahan pun berlangsung dengan kondisi tersentak.

"Saat melaju santai juga begitu," lanjutnya. Kenapa hal ini bisa terjadi? Menurut Edi dari Java Matic, di kawasan Daan Mogot, Jakbar, kejadian ini bisa saja terjadi. "Baik matik dengan sistem elektronik maupun konvensional," ungkapnya.


Pada sistem konvensional, gejala ini bisa timbul ketika pelat kopling di dalam transmisi tidak bisa bergesekan dengan sempurna.
 
"Seperti telat menerima gesekan setelah putaran dari mesin," tuturnya. Hal ini terjadi dari berbagai macam sebab, salah satunya oli yang kekentalannya tidak sesuai.
 
"Sehingga tekanannya tidak cukup untuk memutara sistem yang ada di transmisi," ujarnya. Hal lainnya dari kampas koplingnya yang sudah aus.

Penyebab lainnya dari setelan kabel pemindah, yaitu kick down accelerator yang kurang pas. Pada sistem lama, masih mengandalkan kabel ini yang terhubung dengan pedal gas.

Sementara pada sistem elektronik, tentu lebih banyak kaitannya dengan keseluruhan sistem. "Bisa dari ECU, atau dari solenoid pada transmisi itu," ungkapnya. Tentu penelusurannya jadi lebih kompleks.

Namun ada kesamaan di antara keduanya, yaitu jangan sampai lalai mengganti oli transmisi, karena semua perpindahan ini tergantung pada fluida tersebut. Oli baik, transmisi pun akan awet.  (mobil.otomotifnet.com)